PARIS – Perjanjian baru antara China dan Prancis yang memungkinkan pengakuan timbal balik surat izin mengemudi (SIM) menjadi kabar baik untuk menghidupkan kembali geliat pariwisata antara kedua negara, kata seorang operator pariwisata yang berbasis di Paris kepada Xinhua pada Selasa (17/8).
“Akibat pandemi COVID-19, pariwisata antara China dan Prancis mengalami stagnasi selama satu setengah tahun. Perjanjian SIM ini membantu menghidupkan kembali antusiasme wisatawan China yang sangat tertarik dengan Prancis,” kata Fang Ting, Manajer Umum New Tour France, sebuah agensi yang khusus menerima turis asal China di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya.
“Pada upacara penutupan Olimpiade di Tokyo, video ‘Rooftop Race’ (menampilkan atlet dari beberapa cabang di dan sekitar ibu kota Prancis untuk menandai Paris sebagai kota berikutnya yang menjadi tuan rumah Olimpiade 2024) begitu mengesankan banyak orang. Sekarang dengan adanya perjanjian SIM ini, banyak klien dan teman saya yang menanyakan tentang bepergian di Prancis dengan mobil di masa mendatang,” tambah Fang.
Prancis menjadi destinasi teratas di Eropa bagi turis asal China. Sebelum pandemi, lebih dari 2 juta turis asal China mengunjungi Prancis setiap tahunnya, mewakili 2,5 persen dari total turis asing di negara itu.
Pengeluaran wisatawan China berkontribusi lebih dari 7,5 persen dari pendapatan pariwisata di Prancis, menurut statistik yang diterbitkan oleh sektor pariwisata Prancis.
Berdasarkan perjanjian SIM tersebut, yang mulai berlaku pada Selasa, China dan Prancis akan mengizinkan pemegang SIM sah yang dikeluarkan oleh kedua negara untuk mengemudi secara langsung atau mendapatkan izin mengemudi tanpa tes tambahan.
SIM dari negara pelancong akan diakui oleh negara tujuan bagi mereka yang tinggal kurang dari satu tahun, sedangkan mereka yang tinggal lebih dari satu tahun dapat menukar SIM asli mereka dengan SIM lokal tanpa tes terpisah. Pengakuan timbal balik ini juga akan berlaku bagi pelajar di kedua negara. Setelah Belgia, Prancis merupakan negara kedua di Eropa Barat yang memiliki perjanjian pengakuan SIM timbal balik dengan China. [Xinhua]