SAN FRANCISCO – Boeing Company pada Rabu (28/7) melaporkan pendapatan kuartal kedua (Q2) 2021 sebesar 16,998 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.1489), naik 44 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020. Lonjakan itu didorong oleh volume pesawat dan layanan komersial yang lebih tinggi.
Laba per lembar saham yang dihitung berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP) sebesar 1 dolar AS dan laba inti per lembar saham (non-GAAP) sebesar 0,40 dolar AS yang dicapai perusahaan itu terutama mencerminkan volume komersial yang lebih tinggi dan biaya periode yang lebih rendah, kata Boeing.
Pendapatan kuartal kedua Commercial Airplanes Boeing naik menjadi 6,0 miliar dolar AS, terutama didorong oleh jumlah pengiriman pesawat komersial yang lebih tinggi.
Dalam program pesawat komersial, Boeing mengirim 79 pesawat selama kuartal tersebut, naik 295 persen dari 20 pesawat pada periode yang sama tahun lalu. Pengiriman pesawat komersial dari awal tahun berjalan hingga saat ini (year-to-date) mencapai 156, termasuk lima pesawat tipe 737 ke ICBC Leasing China. Totalnya mencakup 4.100 lebih pesawat senilai 285 miliar dolar AS.
Pendapatan kuartal kedua Global Services Boeing naik menjadi 4,1 miliar dolar AS.
“Kami terus mencatatkan kemajuan penting pada kuartal kedua seiring fokus kami untuk mendorong stabilitas di seluruh operasional kami dan mentransformasikan bisnis kami untuk masa depan,” tutur Presiden sekaligus CEO Boeing David Calhoun. “Meski lingkungan pasar komersial kami semakin membaik, kami memantau dengan cermat tingkat kasus COVID-19, distribusi vaksin, dan perdagangan global sebagai indikator utama bagi stabilitas industri kami.”
Sejak Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA) Amerika Serikat memberikan persetujuan untuk pengoperasian kembali 737 MAX pada November 2020 lalu, Boeing telah mengirim lebih dari 130 pesawat 737 MAX dan pihak maskapai telah mengoperasikan lebih dari 190 pesawat yang sebelumnya tidak diizinkan terbang, papar perusahaan itu.
Saat ini, tingkat produksi program 737 kurang lebih mencapai 16 pesawat per bulan dan diperkirakan akan terus meningkatkan produksinya secara bertahap menjadi 31 pesawat per bulan pada awal 2022 dengan peningkatan lebih lanjut secara bertahap sesuai permintaan pasar.
Boeing menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan inspeksi dan pengerjaan ulang serta terus menjalin pembahasan terperinci dengan FAA soal metodologi verifikasi 787. Untuk sementara, tingkat produksi pesawat tipe 787 akan lebih rendah dari lima pesawat per bulan dan secara bertahap akan kembali ke level itu.
Boeing diperkirakan akan mengirim kurang dari separuh jumlah pesawat 787 yang tersedia tahun ini. [Xinhua]