Berbagai papan nama gerai penukaran uang terlihat di kawasan perbelanjaan Myeongdong di Seoul, Korea Selatan, pada 24 November 2022. (Xinhua/Wang Yiliang)
Pemerintah Korea Selatan merevisi proyeksi pertumbuhan PDB riil menjadi 1,4 persen untuk tahun 2023, turun 0,2 poin persentase dari estimasi yang dikeluarkan pada Desember tahun lalu, menurut Kementerian Ekonomi dan Keuangan negara itu.
SEOUL, 5 Juli (Xinhua) — Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (4/7) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2023 sebesar 0,2 poin persentase dibandingkan dengan proyeksi tujuh bulan yang lalu, mencerminkan prediksi yang lebih suram untuk sektor ekspor negara itu.
Produk Domestik Bruto (PDB) riil, yang disesuaikan dengan inflasi, diperkirakan tumbuh 1,4 persen pada 2023, menurut Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korsel.
Angka itu turun 0,2 poin persentase dari estimasi kementerian yang diumumkan pada Desember tahun lalu.
Proyeksi kementerian ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi 1,5 persen yang dikeluarkan oleh Korea Development Institute (KDI), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD).
Pihak kementerian memperkirakan ekspor negara itu akan turun 6,6 persen tahun ini, menandai revisi turun sebesar 4,5 persen dari perkiraan sebelumnya.
Pengiriman outboundterus mengalami penurunan selama sembilan bulan berturut-turut hingga Juni akibat lemahnya permintaan global untuk produk buatan lokal, terutama semikonduktor.
Orang-orang mengamati sebuah solusi baterai mobil dalam ajang World Climate Industry Expo di Busan Exhibition & Convention Center (BEXCO) di Busan, Korea Selatan, pada 25 Mei 2023. (Xinhua/Wang Yiliang)
Menurut kementerian tersebut, ekspor kemungkinan akan mengalami reboundpada paruh kedua tahun ini berkat efek dasar yang rendah.
Impor diperkirakan turun 8,6 persen pada tahun ini akibat lebih rendahnya harga energi global dan melemahnya permintaan barang modal.
Prospek surplus neraca berjalan (current account) ditetapkan sebesar 23 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.018) pada 2023.
Konsumsi swasta diprediksi akan meningkat 2,5 persen tahun ini, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.
Sementara itu, investasi konstruksi diproyeksikan naik 0,6 persen karena adanya ekspektasi akan dimulainya kembali konstruksi yang tertunda, namun investasi fasilitas diperkirakan merosot 1,2 persen karena perlambatan sektor semikonduktor.
Kementerian tersebut merevisi turun proyeksi inflasi indeks harga konsumen (headline inflation) tahun ini sebesar 0,2 poin persentase menjadi 3,3 persen.
Revisi penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga bahan baku dan produk pertanian.
Inflasi harga konsumen negara itu melambat tahun ini dari 5,2 persen pada Januari menjadi 4,8 persen pada Februari, 4,2 persen pada Maret, 3,7 persen pada April, 3,3 persen pada Mei, dan 2,7 persen pada Juni.
Kementerian mencatat bahwa masih ada ketidakpastian mengenai proyeksi inflasi, mengingat sejumlah faktor seperti kenaikan biaya utilitas publik, kondisi cuaca, dan risiko-risiko geopolitik di Eropa.
Jumlah lapangan pekerjaan diperkirakan akan bertambah 320.000 pada 2023, menandai revisi naik dari proyeksi pertumbuhan sebelumnya yang sebesar 100.000.
Pertumbuhan lapangan kerja secara tahunan (year on year) melampaui angka 300.000 selama lima bulan berturut-turut hingga Mei. [Xinhua]