Ini adalah waktu yang tepat bagi RCEP untuk mulai diberlakukan per 1 Januari tahun depan, karena arus orang dan barang lintas perbatasan terhambat selama dua tahun terakhir karena COVID-19, dan RCEP akan membuka jalan bagi negara-negara untuk memperluas perdagangan, kata Auramon Supthaweethum, direktur jenderal Departemen Negosiasi Perdagangan di bawah Kementerian Perdagangan Thailand.
BANGKOK, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) akan memfasilitasi perdagangan dan investasi, serta memberikan dorongan untuk pemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan ini, demikian menurut seorang pejabat senior perdagangan Thailand.
“Ini adalah waktu yang tepat bagi RCEP untuk mulai diberlakukan per 1 Januari tahun depan,” karena arus orang dan barang lintas perbatasan tampaknya terhambat selama dua tahun terakhir karena COVID-19, dan RCEP akan membuka jalan bagi negara-negara untuk memperluas perdagangan, kata Auramon Supthaweethum, direktur jenderal Departemen Negosiasi Perdagangan di bawah Kementerian Perdagangan Thailand, dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.
Dengan berlakunya perjanjian tersebut, sektor bisnis, pengusaha, dan investor di kawasan RCEP dapat memperoleh manfaat dari lebih banyak akses pasar dan liberalisasi yang telah disepakati oleh anggota RCEP, ujarnya.
RCEP dirancang untuk menghapus tarif pada sekitar 90 persen barang, memperluas akses pasar untuk investasi, menyelaraskan aturan dan regulasi, menyederhanakan prosedur bea cukai, dan menetapkan aturan umum tentang pengembangan e-commerceserta usaha kecil dan menengah (UKM), menurut Auramon.
RCEP juga akan meningkatkan rantai pasokan di dalam zona perdagangan bebas, katanya.
RCEP beranggotakan 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), serta China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Sebagai perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, RCEP mencakup sekitar sepertiga dari total populasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) global.
“Ini adalah contoh manfaat integrasi ekonomi regional,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa integrasi ekonomi regional yang lebih dalam akan memastikan bahwa negara-negara anggotanya mendapat manfaat lebih.
Dengan integrasi ekonomi regional, itu akan menciptakan lanskap perdagangan internasional baru, campuran negara-negara yang terdiri dari negara maju, negara berkembang, dan negara kurang berkembang, yang oleh Auramon diharapkan akan membawa perhatian yang lebih besar ke kawasan ini dan menarik lebih banyak arus masuk investasi.
Ke depan, Auramon mengatakan karena setiap koin memiliki dua sisi, para pelaku bisnis di negara-negara anggota harus mempersiapkan diri untuk keuntungan dan persaingan yang akan dibawa oleh RCEP.
Guna membantu para perusahaan lebih memahami perjanjian RCEP, Thailand pada Maret lalu mendirikan Pusat RCEP, yang memberikan informasi dan bantuan tentang perdagangan dan kebijakan tarif di antara negara-negara anggota RCEP serta di bawah perjanjian perdagangan bebas lainnya. [Xinhua]