Sejumlah orang menikmati makanan di sebuah restoran di New York, Amerika Serikat, pada 7 Maret 2022. (Xinhua/Wang Ying)
“Ekspor akan segera memudar dan permintaan domestik semakin tertekan di bawah beban suku bunga yang lebih tinggi. Kami memperkirakan ekonomi akan memasuki resesi ringan pada paruh pertama tahun depan,” tulis seorang ekonom.
WASHINGTON, 27 Oktober (Xinhua) — Ekonomi Amerika Serikat (AS) mencatatkan periode pertama pertumbuhan positif dalam tahun ini pada kuartal ketiga (Q3), menurut data dari Biro Analisis Ekonomi yang dirilis pada Kamis (27/10).
Produk Domestik Bruto (PDB) AS, yakni semua barang dan jasa yang diproduksi di negara itu, di kuartal ketiga naik pada tingkat tahunan sebesar 2,6 persen. Estimasi awal tersebut mengalahkan perkiraan Dow Jones yang memprediksi kenaikan 2,3 persen.
Pertumbuhan itu terjadi setelah dua kuartal berturut-turut PDB negatif, definisi teknis dari resesi.
Pertumbuhan PDB naik tipis karena defisit perdagangan yang menyempit, meskipun para ekonom memperkirakan hal itu tidak akan terjadi dalam beberapa kuartal ke depan.
Penguatan ini juga terjadi karena pertumbuhan belanja konsumen, belanja pemerintah, dan investasi tetap nonhunian.
Terlepas dari sejumlah kabar baik, banyak ahli memperkirakan resesi terjadi pada awal tahun depan.
“Secara keseluruhan, meskipun reboundsebesar 2,6 persen pada kuartal ketiga lebih dari sekadar membalikkan penurunan pada paruh pertama tahun ini, kami tidak memperkirakan kekuatan ini akan bertahan,” tulis Paul Ashworth, kepala ekonom Amerika Utara di Capital Economics, seperti dilansir CNBC.
“Ekspor akan segera memudar dan permintaan domestik semakin tertekan di bawah beban suku bunga yang lebih tinggi. Kami memperkirakan ekonomi akan memasuki resesi ringan pada paruh pertama tahun depan,” kata Ashworth. [Xinhua]