Seorang pria menunjukkan gandum di sebuah silo biji-bijian di Banha, Kegubernuran Qalyubia, Mesir, pada 16 Mei 2022. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
Hongaria bergabung dengan Polandia yang melarang impor biji-bijian dan produk-produk makanan lainnya dari Ukraina pada 16 April, dalam upaya untuk melindungi industri pertanian dalam negerinya. Larangan serupa juga diikuti oleh Slovakia dan Bulgaria.
BUDAPEST, 24 April (Xinhua) — Uni Eropa (UE) membuat “kesalahan besar” dengan mengizinkan perdagangan bebas untuk biji-bijian dari Ukraina, menurut seorang pakar pertanian asal Hongaria.
“Saya harus katakan bahwa metode UE untuk memecahkan masalah ini cukup aneh,” kata Toth Laszlo Levente kepada Xinhua dalam sebuah wawancara.
Sempat dikenal sebagai lumbung Eropa, Ukraina sudah memiliki timbunan produk pertanian akibat konfliknya dengan Rusia sebelum keputusan UE pada Juni 2022 untuk mencabut tarif bagi barang ekspor Ukraina selama satu tahun guna mendukung perekonomian negara tersebut.
Sebagian besar biji-bijian Ukraina tidak menjangkau pasar-pasar yang biasa dijangkaunya dalam situasi normal, seperti Afrika, dan justru terdampar dan mengganggu pasar di negara-negara tetangga.
“Biji-bijian Ukraina membanjiri … bagian timur Eropa, menyebabkan penurunan harga besar-besaran di pasar. Biji-bijian itu bahkan tidak melewati perbatasan,” ujar Toth.
Hongaria bergabung dengan Polandia yang melarang impor biji-bijian dan produk-produk makanan lainnya dari Ukraina pada 16 April, dalam upaya untuk melindungi industri pertanian dalam negerinya. Larangan serupa juga diikuti oleh Slovakia dan Bulgaria.
“Pelaku pasar senang dengan larangan tersebut, tetapi itu tidak cukup. Itulah sebabnya Menteri Pertanian menyerukan pemberian dukungan dari Brussel untuk membantu memfasilitasi keluarnya biji-bijian yang terjebak di dalam perbatasan, (guna membantunya) mencapai tempat-tempat seperti Afrika yang benar-benar membutuhkannya,” tambahnya.
Menteri Pertanian Hongaria Istvan Nagy pada 20 April meminta UE untuk meluncurkan subsidi progresif untuk pengangkutan biji-bijian Ukraina di dalam wilayah UE, guna melindungi para petani di Eropa Tengah dan Timur.
Sebuah tim perwakilan dari Pusat Koordinasi Gabungan (Joint Coordination Center/JCC) menginspeksi kapal bermuatan biji-bijian pertama yang meninggalkan Ukraina di pintu masuk barat laut Selat Bosphorus di Istanbul, Turkiye, pada 3 Agustus 2022. (Xinhua/Kementerian Pertahanan Turkiye)
Pada hari yang sama, Kepala Kantor Perdana Menteri Hongaria Gergely Gulyas mengatakan ekspor jagung dari Ukraina meningkat 7.000 persen, dan ekspor biji-bijian sebesar 1.000 persen, antara tahun 2021 dan 2022. Hal ini menyebabkan terganggunya jalur distribusi pertanian, terutama di negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina.
UE menyabotase dirinya sendiri, ujar Toth. “Jelas … bahwa UE memenuhi kepentingan Amerika Serikat (AS),” tambahnya.
Menurut Toth, UE kini berencana meluncurkan serangkaian peraturan yang akan mengakibatkan penurunan di sektor peternakan di Eropa, menyebut kekhawatiran lingkungan sebagai penyebabnya. Namun, UE akan mengimpor daging ayam dari Brasil serta daging sapi dan produk-produk lainnya dari AS dengan biaya tinggi.
Sebuah kapal pengangkut biji-bijian dari Ukraina melewati Selat Bosphorus di Istanbul, Turkiye, pada 7 Agustus 2022. (Xinhua/Shadati)
“Saya tidak tahu arah yang akan diambil UE dan mengapa mereka berpikir seperti itu, padahal ini benar-benar wilayah yang diberkahi dengan berbagai peluang produksi yang baik,” imbuh Toth. [Xinhua]