BEIJING – Output industri nilai tambah China, sebuah indikator penting ekonomi, naik 8,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Mei saat permintaan produksi terus mencatatkan pemulihan, tunjuk data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Rabu (16/6).
Angka itu naik 13,6 persen dari level pada 2019, membuat rata-rata pertumbuhan dalam dua tahun terakhir menjadi 6,6 persen, menurut data NBS.
Dalam lima bulan pertama tahun ini, output industri naik 17,8 persen (yoy), menjadikan rata-rata pertumbuhan selama dua tahun mencapai angka 7 persen.
Output industri digunakan untuk mengukur aktivitas perusahaan-perusahaan besar tertentu yang memiliki turnover bisnis tahunan minimal 20 juta yuan (1 yuan = Rp2.224).
Dirinci berdasarkan kepemilikan, output sektor swasta meningkat 9,1 persen (yoy) pada bulan lalu, sementara output perusahaan milik negara menguat 7,7 persen. Output sektor manufaktur melonjak 9 persen (yoy) pada Mei dan output sektor pertambangan naik 3,2 persen, imbuh data NBS.
Sektor manufaktur berteknologi tinggi China mendapatkan momentum dengan latar strategi inovasi yang didorong oleh negara, ungkap juru bicara NBS Fu Linghui. Bulan lalu, output sektor tersebut mencatatkan peningkatan 17,5 persen dengan rata-rata pertumbuhan dua tahunan mencapai 13,1 persen.
Pada Mei, indeks manajer pembelian untuk sektor manufaktur China mencapai angka 51, atau tetap berada di zona ekspansi selama 15 bulan berturut-turut, tunjuk data NBS sebelumnya. [Xinhua]