HANOI – Vietnam membukukan perkiraan nilai perdagangan dua arah sebesar 316,73 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.469) pada paruh pertama (H1) tahun ini, naik 32,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan defisit perdagangan 1,47 miliar dolar AS, demikian diungkapkan Kantor Statistik Umum (General Statistics Office) Vietnam pada Rabu (30/6).
Lebih tepatnya, pendapatan ekspor mencapai 157,63 miliar dolar AS, naik 28,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara pendapatan impor menyentuh 159,1 miliar dolar AS, melonjak 36,1 persen (yoy).
Peningkatan perdagangan luar negeri ini terjadi terlepas dari adanya dampak negatif akibat gelombang infeksi COVID-19 yang masih melanda, yang telah menyebar ke seluruh negeri dan sangat memengaruhi berbagai kegiatan produksi di kawasan industri, menurut kantor tersebut.
Sebanyak 25 barang ekspor mencatat pendapatan lebih dari 1 miliar dolar AS, menyumbang 88,9 persen dari total nilai ekspor. Ponsel dan komponen-komponennya memberikan kontribusi terbesar dengan pendapatan 25,1 miliar dolar AS atau 15,9 persen dari total nilai ekspor.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi pengimpor terbesar bagi Vietnam dengan nilai 44,9 miliar dolar AS, diikuti oleh China dengan 24,4 miliar dolar AS dan Uni Eropa dengan 19,3 miliar dolar AS, papar kantor tersebut.
Sementara itu, total 31 barang impor membukukan pendapatan lebih dari 1 miliar dolar AS, menyumbang 87,4 persen dari total nilai impor. Barang elektronik, komputer dan komponen memimpin kelompok barang impor terbesar dengan pendapatan 33,3 miliar dolar AS, atau 20,9 persen dari total nilai impor.
China merupakan pengekspor terbesar bagi Vietnam dengan nilai perdagangan 53,4 miliar dolar AS, diikuti oleh Korea Selatan dengan 25,2 miliar dolar AS dan negara-negara ASEAN dengan 20,9 miliar dolar AS, imbuh kantor tersebut. [Xinhua]