Sebuah reklame digital menunjukkan informasi saham Kuaishou Technology di Hong Kong, China selatan, pada 5 Februari 2021. (Xinhua/Wang Shen)
BEIJING, 16 Juni (Xinhua) — Merek-merek China membangun kekuatan terlepas dari beragam tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh perusahaan riset pasar internasional Kantar pada Rabu (15/6).
Total 14 merek China masuk dalam daftar peringkat 100 Merek Global Paling Bernilai 2022 versi BrandZ, mewakili hampir 10 persen dari total nilai merek di daftar itu. Tencent dan Alibaba masing-masing menduduki peringkat kelima dan kesembilan dalam hal nilai merek.
Aplikasi video ponsel pintar China Kuaishou masuk dalam daftar itu untuk pertama kalinya dengan nilai pasar sebesar 26,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.746).
Dalam konteks pandemi yang berkepanjangan, semakin banyak merek China yang bergerak menuju digitalisasi, dengan laju yang lebih cepat dibandingkan perusahaan Eropa dan Amerika Serikat, ujar Kepala Global Kantar BrandZ Doreen Wang dalam sebuah konferensi pers.
“Inovasi China dalam pembayaran, pemasaran, dan saluran distribusi sangat maju dibandingkan negara-negara lain,” imbuh Wang.
Seraya menyatakan pentingnya membangun kekuatan merek, Wang memaparkan bahwa merek-merek yang kuat tidak hanya berkontribusi terhadap pasar modal, tetapi juga memiliki laju pemulihan yang lebih cepat dan kemampuan yang lebih kuat dalam membendung dampak negatif pandemi dan ketidakpastian ekonomi.
Pada langkah selanjutnya, merek-merek China perlu “mentransplantasikan” kekuatan mereka ke negara-negara di dunia. “Merek-merek pakaian di dalam negeri seperti Anta dan Li Ning tidak lebih buruk dibandingkan Nike dan Adidas di pasar China. Namun, penting bagi merek-merek semacam itu untuk membangun kekuatan di setiap negara, tidak hanya di China,” tutur Wang. [Xinhua]