ROMA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia Luigi Di Maio pada Rabu (30/6) meminta negara-negara maju untuk mengambil sejumlah langkah demi memastikan akses kemanusiaan ke zona-zona krisis.
Dia menyampaikan pernyataan tersebut pada pembicaraan tingkat menteri khusus yang dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara Kelompok 20 (Group of 20/G20) dan diselenggarakan bekerja sama dengan Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP) yang berbasis di Roma.
Krisis virus corona menunjukkan perlunya negara-negara kaya mengambil sejumlah langkah untuk membantu mereka yang membutuhkan di negara-negara miskin dan berkembang, kata sang menlu dari Kota Brindisi, Italia selatan.
Pandemi virus corona kemungkinan bakal menambah 100 juta orang lagi dalam jajaran mereka yang kelaparan dan kekurangan gizi di seluruh dunia, katanya.
“Salah satu langkah pertama untuk membangun dunia yang lebih baik adalah memastikan semua orang mendapat makan,” imbuh menteri tersebut.
Direktur Eksekutif WFP David Beasley mengatakan melalui media sosial bahwa dunia memiliki “sebuah kesempatan untuk mencegah kelaparan, migrasi massal, dan destabilisasi.”
Beasley juga menyerukan negara-negara kaya untuk mendedikasikan lebih banyak sumber daya bagi upaya tersebut.
Dalam “Deklarasi Matera”, sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada Selasa (29/6) di akhir pertemuan para menteri luar negeri dan pembangunan G20 tersebut, 20 perekonomian terbesar dunia mengatakan mereka “mengakui bahwa pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan sistem pangan berkelanjutan merupakan kunci untuk mengakhiri kelaparan, mendorong kohesi sosial dan pembangunan masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi baik di dalam negeri maupun antarnegara….”
Pembicaraan tersebut mewakili fase penting dari proses untuk memikirkan kembali sistem ekonomi global guna membantunya memiliki pertahanan yang lebih baik dari dampak seperti yang ditimbulkan pandemi virus corona, kata Roberto Race, salah satu pendiri lembaga pemikir Competere.
“Ini baru langkah awal, namun ada beberapa sinyal yang menjanjikan,” kata Race kepada Xinhua, seraya mengungkapkan harapan bahwa pertemuan itu akan mewakili “peluncuran kembali multilateralisme” setelah dampak pandemi.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Roma. [XHTV]