Data dari Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturers/CAAM) menunjukkan bahwa pada 2023, produksi dan penjualan NEV China tumbuh masing-masing 35,8 persen dan 37,9 persen secara tahunan (yoy). Penjualan tersebut menyumbang hampir 65 persen dari total penjualan NEV global. China telah menjadi produsen dan penjual NEV terbesar di dunia selama sembilan tahun berturut-turut.
Pasar konsumen China yang besar menyediakan lingkungan yang menguntungkan untuk penelitian dan pengembangan serta peningkatan teknologi NEV. Sementara itu, karena tingginya tingkat penerimaan konsumen China terhadap kecerdasan kendaraan dan teknologi baru, banyak perusahaan otomotif yang memprioritaskan peluncuran produk dan teknologi baru di pasar China.
Dibandingkan dengan mobil tradisional, NEV memiliki tingkat elektrifikasi yang lebih tinggi, lebih pintar, terkoneksi internet, dan terdigitalisasi. Industri NEV China yang menampilkan pemikiran inovatif dan kemampuan inovasi telah mencapai perkembangan pesat, serta mencapai kemajuan berkelanjutan dalam teknologi inti melalui praktik hampir dua dekade.
BYD memiliki “kolam teknis” khusus yang berisi berbagai teknologi untuk memenuhi permintaan pasar, kata Wang Chuanfu, ketua BYD, produsen NEV terkemuka di China.
Berkat teknologi pintar seperti kemudi otonomos dan kokpit pintar, produk NEV China telah diakui oleh pasar.
Secara global, perusahaan-perusahaan China menunjukkan keunggulan dalam produksi massal dan kecepatan peningkatan, dengan siklus inovasi yang lebih cepat dan efisien.
Kendaraan China adalah “mobil dengan kualitas bagus dan orang-orang membelinya,” kata Mathias Miedreich, CEO Umicore yang berkantor pusat di Belgia, seperti dikutip Financial Times yang berbasis di London.
Menteri Perdagangan China Wang Wentao pada Minggu (14/4) mengatakan bahwa perkembangan pesat produsen kendaraan listrik China adalah hasil dari inovasi teknologi yang berkesinambungan, sistem rantai pasokan yang mapan, dan persaingan pasar yang penuh, bukan subsidi.
Tuduhan “kelebihan kapasitas” yang dilontarkan Amerika Serikat dan Eropa tidaklah berdasar, katanya.
Wang juga mencatat bahwa perkembangan industri kendaraan listrik China memberikan kontribusi penting untuk respons global terhadap perubahan iklim serta transformasi ramah lingkungan dan rendah karbon.
Seorang pelanggan dan seorang manajer penjualan mengacungkan jempol untuk kendaraan listrik (EV) China di sebuah pasar mobil di Baghdad, Irak, pada 26 Oktober 2023. (Xinhua/Khalil Dawood)
PILIHAN YANG BERAGAM, PENDORONG TRANSFORMASI MOBIL
Mengandalkan inovasi teknologi dan kualitas unggul yang dikembangkan melalui persaingan di pasar global, NEV China sangat populer di Eropa.
Mobil listrik buatan China akan menguasai seperempat pasar UE pada 2024, naik dari 19,5 persen pada 2023, kata kelompok kampanye transportasi bersih Eropa, Transport and Environment (T&E), dalam sebuah studi baru-baru ini.
T&E memproyeksikan merek-merek China berpotensi menguasai 11 persen pasar kendaraan listrik UE pada 2024 dan 20 persen pada 2027.
“Kebijakan tarif tidak akan melindungi produsen mobil konvensional untuk waktu yang lama,” kata Julia Poliscanova, direktur senior rantai pasokan kendaraan dan mobilitas di T&E.
Proteksionisme perdagangan hampir selalu mendistorsi hubungan pasar, sehingga tidak efektif dan merugikan, kata sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan di majalah berita bisnis Jerman WirtschaftsWoche.
Semakin banyak merek mobil China, terutama merek kendaraan listrik, memasuki Inggris dan konsumen Inggris terbuka pada hal itu, kata Mike Hawes, kepala eksekutif Masyarakat Produsen dan Pedagang Motor (SMMT) di Inggris.
Merek-merek China yang masuk ke pasar Inggris positif bagi konsumen dan industri di negara tersebut, kata pemimpin industri otomotif Inggris itu, menjelaskan bahwa masuknya merek-merek ini ke pasar Inggris merangsang persaingan, yang pada gilirannya mendorong inovasi di sektor tersebut.
Di “lembah baterai” (battery valley) di Prancis utara, perusahaan-perusahaan China secara aktif bergabung dengan proyek-proyek lokal untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai, sebuah kemitraan yang sangat dihargai oleh wilayah yang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap reindustrialisasi ramah lingkungan.
Dengan diumumkannya empat “gigafactory” dalam tiga tahun, “lembah baterai” tersebut tertarik untuk “mengambil kekuatan dari semua negara, termasuk pemain-pemain China yang telah memimpin dalam teknologi baterai dan kendaraan listrik sehingga kita juga bisa mendapatkan manfaat dari keterampilan mereka,” kata Yann Pitollet, CEO Nord France Invest.
Pada Februari, Volkswagen setuju untuk menjalin kolaborasi teknis strategis dengan produsen mobil China XPeng untuk mengembangkan dua model kendaraan pintar yang terhubung untuk pasar China.
Brandstatter mengatakan kerja sama dengan XPeng membantu mereka mempercepat penelitian dan pengembangan, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan struktur biaya.
Rob de Jong, kepala Unit Mobilitas Berkelanjutan di Program Lingkungan PBB, mengatakan China adalah pemimpin dalam elektrifikasi dan upaya mendorong kendaraan listrik. Dia berharap China akan berbagi pengalamannya dengan dunia, khususnya negara-negara Selatan, dan teknologinya untuk meningkatkan keterjangkauan kendaraan listrik di seluruh dunia. [Xinhua]