Manajemen kedua maskapai itu berencana menciptakan maskapai penerbangan bertarif sangat rendah yang paling kompetitif di Amerika Serikat dan memperluas operasionalnya di tahun-tahun mendatang, menurut rilis kedua maskapai.
NEW YORK CITY, Maskapai penerbangan bertarif rendah Amerika Serikat (AS), Spirit Airlines dan Frontier Group Holdings, perusahaan induk Frontier Airlines, pada Senin (7/2) mengumumkan keputusan mereka untuk melakukan merger.
Bernilai 6,6 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.404), transaksi tersebut akan menciptakan maskapai terbesar kelima di Amerika Serikat setelah American Airlines, Delta Airlines, Southwest Airlines, dan United Airlines.
Manajemen kedua maskapai itu berencana menciptakan maskapai penerbangan bertarif sangat rendah yang paling kompetitif di Amerika Serikat dan memperluas operasionalnya di tahun-tahun mendatang, menurut rilis kedua maskapai.
Maskapai gabungan ini akan memperluas layanan ke kota-kota kecil dan menengah yang kurang terlayani di seluruh Amerika Serikat berdasarkan jaringan yang ada, yang mencakup lebih dari 145 destinasi di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Karibia.
Dengan 350 pesawat yang saat ini telah dipesan, maskapai baru ini memperkirakan terciptanya 10.000 pekerjaan langsung pada 2026.
Perusahaan gabungan tersebut juga diharapkan dapat menghasilkan sinergi operasional run-ratetahunan sebesar 500 juta dolar AS setelah integrasi itu sepenuhnya selesai.
Berdasarkan hasil pada 2021, maskapai baru ini akan memiliki pendapatan tahunan sekitar 5,3 miliar dolar AS dan profil keuangan yang lebih baik dengan saldo kas gabungan sekitar 2,4 miliar dolar AS pada akhir 2021, menurut rilis itu.
Namun demikian, baik Spirit Airlines dan Frontier Airlines mencatatkan kerugian tahunan dari 2020 hingga 2021 dengan peningkatan pengeluaran pada 2021, menurut hasil operasional terbaru dari kedua perusahaan yang dikeluarkan pada Senin.
Kesepakatan merger ini telah disetujui oleh dewan direksi kedua perusahaan dan diperkirakan rampung pada paruh kedua 2022, seperti tertulis dalam rilis itu.
William A. Franke, Ketua Dewan Direksi Frontier, akan menjabat sebagai ketua dewan perusahaan gabungan itu.
Tim manajemen, branding, dan kantor pusat perusahaan gabungan itu akan ditentukan oleh komite yang dipimpin oleh Franke sebelum kesepakatan ditutup, menurut rilis. [Xinhua]