SEOUL – Korea Selatan (Korsel) masih dihadapkan dengan ketidakpastian terkait konsumsi di tengah lonjakan kembali COVID-19 yang terus berlanjut, ungkap sebuah laporan pemerintah pada Jumat (20/8).
Kementerian Perekonomian dan Keuangan Korsel dalam laporan ekonomi bulanannya, yang disebut Buku Hijau, mengatakan bahwa ketidakpastian atas permintaan domestik masih membayangi lonjakan keempat, meski ekonomi mencatatkan pertumbuhan ekspor yang solid dan peningkatan lapangan kerja.
Pihak kementerian menyebutkan bahwa kekhawatiran secara global terhadap penyebaran varian Delta COVID-19 dan inflasi tetap ada, terlepas pemulihan ekonomi yang terus berlanjut di negara-negara ekonomi utama.
Data ekonomi terkait belanja konsumen telah meningkat baru-baru ini, tetapi kekhawatiran muncul perihal permintaan domestik akibat pandemi.
Menurut perhitungan terkini, Korsel melaporkan tambahan 2.052 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga total kasus infeksi di negara tersebut menjadi 232.859. Pertambahan kasus harian berkisar di atas angka 1.000 selama 45 hari berturut-turut.
Pengeluaran kartu plastik meningkat 7,9 persen pada Juli dari tahun sebelumnya, mempertahankan tren kenaikan selama enam bulan.
Pendapatan untuk pusat perbelanjaan terus tumbuh selama enam bulan berturut-turut pada Juli, sementara pendapatan untuk gerai diskon naik 9,5 persen pada Juli setelah turun 2,4 persen pada Juni.
Pendapatan oleh peretail daring melonjak 45,9 persen bulan lalu secara tahunan, tetapi penjualan kendaraan penumpang buatan lokal turun 14,9 persen.
Indeks sentimen konsumen (consumer sentiment index/CSI) merosot ke angka 103,2 pada Juli dari 110,3 pada bulan sebelumnya.
Ekspor negara itu mencapai rekor tertinggi bulanan 55,44 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.414) pada Juli, naik 29,6 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah lapangan pekerjaan naik 542.000 pada Juli dari tahun sebelumnya, terus mengalami kenaikan dalam lima bulan. Tingkat pengangguran menyusut 0,8 poin persentase menjadi 3,2 persen bulan lalu. [Xinhua]