BEIJING – China mencatat defisit perdagangan jasa sebesar 66,69 miliar yuan (1 yuan = Rp2.218) pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, turun 74,7 persen dari periode yang sama tahun lalu, tunjuk data dari Kementerian Perdagangan China pada Jumat (7/5).
Total volume perdagangan jasa China mencapai sekitar 1,16 triliun yuan pada periode Januari-Maret, naik 0,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut kementerian tersebut.
Penurunan defisit itu didukung oleh pertumbuhan ekspor jasa yang signifikan, yang naik 22,8 persen (yoy) pada periode pelaporan. Sementara itu, impor jasa turun 13,5 persen dari tahun lalu.
Perdagangan jasa padat pengetahuan China mengalami pertumbuhan yang kuat pada kuartal pertama. Perdagangan jasa tersebut meningkat 15,5 persen (yoy) pada kuartal pertama, yang menyumbang 46,6 persen dari total perdagangan jasa.
Industri jasa pariwisata mengalami penurunan signifikan mengingat pandemi COVID-19 masih terus memengaruhi sektor ini di seluruh dunia. Pada kuartal pertama, volume perdagangan jasa pariwisata turun 45,9 persen (yoy).
Tanpa menyertakan sektor pariwisata, perdagangan jasa China pada tiga bulan pertama tumbuh sebesar 21,1 persen (yoy).
Pada Maret saja, perdagangan jasa China naik 7,9 persen (yoy), pertumbuhan bulanan pertama sejak wabah COVID-19 merebak, tunjuk data itu.
Berbeda dengan perdagangan barang, perdagangan jasa merujuk pada penjualan dan pengiriman produk takbenda seperti transportasi, pariwisata, telekomunikasi, konstruksi, periklanan, komputasi, dan akuntansi.[Xinhua]