TIANJIN – Konferensi dan Pameran Pertambangan China ke-23 dibuka di Kota Tianjin, China utara, pada Kamis (21/10). Acara ini menarik 230 peserta pameran serta para pengunjung dari 30 negara dan kawasan.
Acara yang digelar selama tiga hari itu mengusung tema “kerja sama multilateral untuk pembangunan dan kemakmuran era pascapandemi”. Dihelat baik secara daring (online) maupun luring (offline), acara ini bertujuan untuk membangun pola baru kerja sama pertambangan internasional.
Beberapa subforum akan turut digelar dengan berbagai topik antara lain, pengembangan industri energi panas bumi, pasar modal pertambangan, konstruksi tambang cerdas, bijih uranium, serta pengembangan dan pemanfaatan air mineral.
China akan memperdalam kerja sama dengan negara-negara di sepanjang Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra pada bidang geologi dan sumber daya mineral. Langkah ini dilakukan guna mempromosikan fasilitasi investasi pertambangan dan liberalisasi perdagangan, serta menciptakan pola baru untuk keterbukaan industri tersebut, ujar Ling Yueming, Wakil Menteri Sumber Daya Alam China.
Sementara itu, Duta Besar Afrika Selatan untuk China Siyabonga Cwele mengatakan bahwa kedua negara memiliki kerja sama yang baik, luas, dan mendalam di sektor pertambangan dan mineral. Hingga 85 persen ekspor Afrika Selatan ke China adalah logam dan mineral berharga, menurut duta besar itu.
Dirinya menambahkan bahwa ruang lingkup kerja sama lebih lanjut dengan Afrika Selatan terletak pada eksplorasi area baru logam dan sumber daya pertambangan berkualitas tinggi lainnya, serta kerja sama dalam produksi mineral, termasuk pemrosesan dan penambahan nilai. [Xinhua]