Foto dari udara yang diabadikan pada 27 Desember 2023 ini memperlihatkan area penyimpanan peti kemas di Pelabuhan Qingdao, Provinsi Shandong, China timur. (Xinhua/Zhang Jingang)
BEIJING, 10 Januari (Xinhua) — Setelah dua tahun diberlakukan, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) memberikan manfaat yang luar biasa bagi integrasi regional di kawasan Asia-Pasifik dan mendorong pemulihan ekonomi.
Pakta perdagangan bebas terbesar di dunia dari segi populasi dan volume perdagangan yang mulai berlaku pada 1 Januari 2022 itu melibatkan 15 negara Asia-Pasifik, termasuk 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Bersama-sama, negara-negara itu mencakup sekitar 30 persen populasi dunia serta 30 persen volume ekonomi dan perdagangan global.
ASEAN masih menjadi mitra dagang terbesar China dalam 11 bulan pertama 2023, dengan total nilai perdagangan antara kedua belah pihak mencapai 5,8 triliun yuan (1 yuan = Rp2.167) atau sekitar 817 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.518), menurut Administrasi Umum Bea Cukai China.
Di tengah berbagai tantangan ekonomi global baru-baru ini, RCEP memainkan peran penting dalam menstabilkan perekonomian negara-negara anggotanya.
“RCEP membantu negara-negara anggota mendorong pemulihan pascapandemi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan, berkontribusi dalam memperkuat perdamaian, stabilitas, keharmonisan, pembangunan, dan kemakmuran regional,” ujar Sekretaris Negeri dan Juru Bicara Kementerian Perdagangan Kamboja Penn Sovicheat.
Berkat tarif khusus di bawah perjanjian RCEP, perdagangan Kamboja dengan anggota-anggota RCEP lainnya mencatat lonjakan. Kamboja mengekspor produk senilai 7,21 miliar dolar AS ke anggota-anggota RCEP lainnya pada 11 bulan pertama 2023, naik 27 persen dari 5,67 miliar dolar AS pada periode yang sama pada 2022.
Dalam 10 bulan pertama 2023, total nilai perdagangan bilateral China-Malaysia mencapai 155,73 miliar dolar AS, menyumbangkan 20,8 persen dari total perdagangan China dengan ASEAN selama periode ini.
Perjanjian RCEP mencakup berbagai bidang seperti pengurangan tarif, fasilitasi perdagangan, serta pembukaan layanan dan investasi, yang menyoroti pentingnya multilateralisme dan ekonomi dunia yang terbuka.
Pada November 2023, otoritas China menerbitkan 19.834 surat keterangan asal (SKA) senilai 568 juta dolar AS di bawah perjanjian RCEP. Jumlah SKA, yang dikeluarkan untuk 3.434 perusahaan, naik 12,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan ini diharapkan dapat mengurangi tarif untuk produk China sebesar 9 juta dolar AS di negara-negara pengimpor RCEP.
China tetap berkomitmen terhadap implementasi RCEP yang berkualitas tinggi guna mendorong integrasi ekonomi regional. Tidak diragukan lagi, RCEP berfungsi sebagai pintu gerbang yang memungkinkan negara-negara anggota lainnya untuk ikut mendapatkan keuntungan dari peluang pembangunan China.
Pada 2024, keberhasilan yang berkelanjutan dari pakta perdagangan bebas ini akan menjadi pilar yang kokoh, menawarkan stabilitas dan kepastian di tengah berbagai tantangan dan pemulihan ekonomi global. Keuntungan yang berkelanjutan dari perjanjian ini pasti akan terus berlanjut. [Xinhua]