Para wisatawan mengunjungi Angkor Wat di Taman Arkeologi Angkor di Provinsi Siem Reap, Kamboja, pada 17 Desember 2022. (Xinhua/Van Pov)
PHNOM PENH, 15 Januari (Xinhua) — Kamboja diperkirakan akan menarik 4,6 juta penumpang udara pada 2023 setelah China mengoptimalkan kebijakan pengendalian pandeminya pada 8 Januari, kata seorang juru bicara pada Sabtu (14/1).
Juru bicara sekaligus Undersecretary untuk Sekretariat Penerbangan Sipil Negara Kamboja Sin Chansereyvutha mengatakan negara Asia Tenggara itu menerima 28.900 penerbangan dengan 2,38 juta penumpang pada tahun lalu.
“Untuk tahun 2023, kami memperkirakan jumlah penumpang udara akan berlipat ganda berkat pembukaan kembali China,” katanya kepada Xinhua.
“Kamboja siap menyambut kembalinya warga, wisatawan, pebisnis dan investor China karena mereka merupakan kontributor utama bagi pembangunan pariwisata dan sosial ekonomi di negara kerajaan ini,” tambahnya.
Chansereyvutha mengatakan bahwa saat ini, sebanyak 27 maskapai, termasuk enam maskapai dari China, telah mengoperasikan penerbangan masuk dan keluar Kamboja.
“Kami berharap akan ada lebih banyak maskapai dan penerbangan dari China dalam waktu dekat,” tuturnya.
Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon mengatakan negara kerajaan itu diproyeksikan akan menarik setidaknya 1 juta wisatawan China pada 2023, sebuah peningkatan yang diharapkan setelah hanya 110.000 wisatawan yang tercatat pada 2022.
“China merupakan pasar wisata luar negeri yang paling penting bagi dunia, jadi dibukanya kembali wisata luar negeri China sangat bermanfaat tidak saja bagi Kamboja, tetapi juga bagi seluruh dunia,” kata Thong Khon kepada Xinhua. [Xinhua]