BAGHDAD – Irak mendukung perpanjangan perjanjian OPEC+ untuk memangkas produksi minyak hingga Desember 2022, kata Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul-Jabbar Ismail pada Minggu (4/7).
Irak juga mendukung peningkatan produksi minyak mulai Agustus sesuai dengan kebutuhan pasar minyak, imbuh Ismail, menurut pernyataan singkat Kementerian Perminyakan. Sang menteri memperkirakan harga minyak mentah akan lebih rendah dari 70 dolar AS (1 dolar = Rp14.564) per barel hingga Desember 2022, kata pernyataan itu.
Bulan lalu, Ismail mengatakan kesepakatan dan solidaritas kolektif di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan para mitranya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, berkontribusi pada stabilitas pasar minyak global.
Pertemuan tingkat menteri OPEC dan non-OPEC ke-17 yang berakhir pada 1 Juni gagal menyelesaikan sengketa soal kesepakatan peningkatan produksi. Anggota OPEC Plus dijadwalkan melanjutkan negosiasi mereka pada Senin (5/7).
Perekonomian Irak sangat bergantung pada ekspor minyak mentah, yang menyumbang lebih dari 90 persen pendapatan negara.
Namun, kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak dan anjloknya harga di pasar minyak yang terdampak COVID-19 mengakibatkan penurunan pendapatan negara itu dalam beberapa bulan terakhir. [Xinhua]