URUMQI – Produk kapas Xinjiang semakin digemari, baik di pasar China maupun luar negeri, kendati ada penurunan ekspor di sejumlah pasar tertentu.
Data Asosiasi Kapas China (China Cotton Association/CCA) menunjukkan permintaan untuk kapas Xinjiang terus mengalami kenaikan.
Hingga akhir Mei lalu, perputaran persediaan (turnover inventory) komoditas kapas di 43 gudang penyimpanan di Xinjiang mencapai 1,97 juta ton, turun 502.700 ton dari angka pada April.
Para petani kapas yakin dengan pendapatan mereka mengingat besarnya pasar domestik.
ZHOU RUN, Kepala koperasi petani kapas : “Untuk memenangkan posisi di pasar, dan memenangkan hak untuk berbicara, kami harus menghasilkan produk berkualitas. Setelah itu, tidak akan ada lagi masalah. Para petani di koperasi kami sangat termotivasi untuk menanam kapas.”
Baik di gerai fisik maupun platform perdagangan elektronik China, produk kapas Xinjiang selalu menjadi incaran konsumen.
Logo-logo seperti “terbuat dari kapas Xinjiang” ditampilkan di posisi-posisi yang menonjol.
HUANG QIUYAN, Staf penjualan, Toko Li-Ning di Shihezi : “Pakaian-pakaian yang terbuat dari kapas Xinjiang pasti laris manis. Penjualannya bisa melebihi 100 potong sehari. Bisnis juga lebih baik di akhir pekan. Banyak konsumen mendukung produk dalam negeri.”
Menurut perkiraan CCA, konsumsi kapas negara itu akan meningkat sekitar 5,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada periode 2020-2021.
Produk kapas China dan produk terkait juga populer di pasar global, dengan rantai industri kapas China yang andal dan komprehensif berhasil menarik daya tarik global selama pandemi COVID-19.
Klaim dari apa yang disebut “kerja paksa” terbukti tidak konsisten dengan fakta. Departemen pertanian setempat mencatat tingkat pemetikan kapas secara mekanis di daerah itu mencapai 69,83 persen pada 2020.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Urumqi, China. (XHTV)