WASHINGTON – Inflasi Amerika Serikat (AS) tetap tinggi pada September karena gangguan rantai pasokan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, demikian dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu (13/10).
Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) meningkat 0,4 persen pada September setelah naik 0,3 persen pada Agustus. Selama 12 bulan terakhir hingga September, CPI meningkat 5,4 persen, naik tipis dari laju 5,3 persen untuk periode 12 bulan yang berakhir pada Agustus, papar departemen itu.
Tidak termasuk komponen bergejolak (volatile food) dan komponen energi, hal yang disebut CPI inti tersebut naik 0,2 persen pada September setelah meningkat 0,1 persen pada Agustus. Selama 12 bulan terakhir hingga September, CPI inti naik 4 persen, kenaikan yang sama seperti pada periode yang berakhir Agustus, lanjut departemen tersebut.
“Secara keseluruhan, kami memprediksi angka inflasi yang kuat berlanjut dalam beberapa bulan mendatang. Harga minyak dan gas alam terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir,” kata Sarah House, ekonom senior di Wells Fargo Securities, pada Rabu dalam sebuah catatan.
“Secara lebih luas, berbagai hambatan di seluruh rantai pasokan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sampai persediaan dibangun kembali, kecil kemungkinan harga barang kembali ke tren deflasi yang telah menjalar pada sebagian besar di dua dekade terakhir,” kata House. Dirinya juga memperkirakan inflasi CPI akan tetap berada di atas 5 persen pada basis tahun lalu hingga kuartal pertama tahun depan.
Joseph Brusuelas, kepala ekonom di perusahaan akuntan dan konsultan RSM US LLP, menuturkan bahwa sektor-sektor yang sensitif terhadap gangguan pasokan ini, termasuk energi, pangan, tempat tinggal, dan kendaraan baru, menjadi pendorong utama kenaikan harga pada bulan lalu.
“Kesimpulan tentang kebijakan dari data ini adalah bahwa The Fed cenderung mengubah bahasa yang digunakannya untuk menggambarkan inflasi. The Fed hampir pasti akan menggunakan tekanan publik, yang dikenal sebagai operasi mulut terbuka (open-mouth operations), untuk menargetkan ekspektasi inflasi karena mereka mengurangi penggunaan kata sementara dari kamusnya,” ungkap Brusuelas. [Xinhua]