BERLIN – Ekonomi Jerman akan kehilangan 25 miliar euro (1 euro = Rp17.273) tahun ini akibat kekurangan pasokan yang sebagian besar disebabkan oleh masalah pengiriman, demikian diungkapkan Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia (IfW Kiel) pada Selasa (29/6).
Produksi industri bisa mencapai setidaknya lima persen lebih tinggi jika material produksi dan produk setengah jadi tersedia dalam jumlah yang cukup, yang menyumbang sekitar satu persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman, menurut IfW Kiel.
“Terhambatnya pasokan diperkirakan akan terus berdampak pada produksi industri hingga memasuki kuartal ketiga (2021), dan setelah itu kemungkinan akan ada peningkatan yang signifikan,” kata Klaus-Juergen Gern, kepala analisis ekonomi internasional di IfW Kiel.
Sejak merebaknya pandemi COVID-19, industri Jerman “semakin tidak dapat memproses pesanan pada laju biasanya,” ungkap institut tersebut. Pada April, produksi industri tercatat hampir 11 persen di bawah tingkat normal.
Industri otomotif penting Jerman dan para pemasoknya terkena dampak parah akibat kekurangan pasokan cip global dalam beberapa bulan terakhir. Semua produsen mobil Jerman, setidaknya untuk sementara waktu, terpaksa memberlakukan pekerjaan jangka pendek dan mengurangi produksi di beberapa pabrik mereka.
Setelah hambatan pasokan itu teratasi, produksi industri Jerman masih akan mengalami kendala akibat efek mengejar ketertinggalan. Untuk beberapa waktu, sektor produksi kemungkinan akan “tumbuh secara signifikan lebih cepat daripada pesanan baru yang masuk,” kata institut itu. [Xinhua]