Kenaikan harga minyak ini terjadi ketika ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat menjadi konflik militer semalam.
NEW YORK CITY, Harga minyak ditutup lebih tinggi pada Kamis (24/2) dengan acuan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan Brent melampaui 100 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.355) per barel dalam perdagangan harian, saat para trader mempertimbangkan ketegangan geopolitik di Ukraina.
West Texas Intermediate untuk pengiriman April naik 71 sen menjadi 92,81 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi 100,54 dolar. Minyak mentah Brent untuk pengiriman April ditutup naik 2,24 dolar menjadi 99,08 dolar per barel di London ICE Futures Exchange, setelah menyentuh 105,77 dolar pada awal sesi.
Kedua acuan minyak mentah mencapai level harian tertinggi sejak 2014.
Kenaikan harga minyak ini terjadi ketika ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat menjadi konflik militer semalam.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis menyetujui “operasi militer khusus” di Donbass, dan Ukraina mengonfirmasi bahwa target militer di seluruh wilayahnya sedang diserang.
Pelaku pasar khawatir meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina akan mengganggu pasokan energi, kata para ahli.
Para traderjuga menguraikan data persediaan bahan bakar mingguan AS yang baru dirilis.
Stok minyak mentah AS meningkat 4,5 juta barel selama pekan yang berakhir 18 Februari, lapor Administrasi Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA) pada Kamis. Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan persediaan minyak mentah AS akan mengalami penurunan 0,3 juta barel.
Menurut EIA, total persediaan bensin kendaraan bermotor dan persediaan bahan bakar sulingan turun 0,6 juta barel pekan lalu. [Xinhua]