WARTABUANA – Hingga Januari, China mempertahankan posisinya sebagai mitra dagang terbesar Uni Eropa (UE), menurut data yang dipublikasikan oleh kantor statistik UE Eurostat pada Kamis (18/3).
Pada bulan pertama 2021, UE mengekspor barang senilai 16,1 miliar euro (1 euro = Rp17.250) ke China, naik 6,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara impor barang dari China menyusut 3,8 persen menjadi 33,3 miliar euro.
Sejak Juli 2020, China menjadi mitra dagang terbesar bagi blok itu, posisi yang sebelumnya ditempati Amerika Serikat (AS), menurut lembaga statistik UE itu.
Total barang senilai 28,2 miliar euro diekspor dari UE ke AS pada Januari, 9,6 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Barang yang diimpor dari AS mencatat penyusutan yang lebih signifikan sebesar 26,3 persen (yoy), menurut Eurostat.
Inggris, mantan anggota UE, mencatatkan penurunan yang signifikan dalam perdagangan dengan UE pada Januari. Negara itu sudah resmi berpisah dengan UE usai menjalani periode transisi, sehingga perdagangan barang di antara kedua pihak kini dikenai bea cukai.
Menurut Eurostat, nilai ekspor dan impor UE dari Inggris pada Januari masing-masing turun 27,4 persen dan 59,5 persen. Kendati demikian, Inggris tetap menjadi mitra dagang terbesar ketiga bagi UE, setelah China dan AS.
UE membukukan surplus perdagangan barang sebesar 8,4 miliar euro dengan wilayah-wilayah lainnya di dunia pada Januari, meski nilai ekspor dan impor masing-masing merosot sebesar 10,8 persen dan 16,9 persen (yoy). [Xinhua]