BERLIN – Produsen otomotif kawakan Jerman Volkswagen, BMW, dan Daimler berhasil keluar dari krisis COVID-19 pada 2020 dengan baik berdasarkan perbandingan internasional, papar studi yang dirilis kuartalan oleh perusahaan konsultan Ernst & Young (EY) pada Senin (19/4).
Pendapatan pabrikan mobil Jerman hanya turun 10 persen, penjualan unit turun 14 persen, dan laba turun 26 persen. Sementara pabrikan mobil Prancis, misalnya, sangat terdampak, dengan laba anjlok 84 persen, papar studi tersebut.
“Perusahaan dengan pangsa pasar China yang kuat diuntungkan dari perkembangan yang relatif stabil di pasar penjualan China. Sebaliknya, mereka yang utamanya beroperasi di Eropa dalam beberapa kasus mengalami kerugian besar,” ujar Peter Fuss, mitra penasihat senior bidang otomotif di EY.
Bagi ketiga grup otomotif Jerman, pasar penjualan China terus “menjadi semakin penting pada tahun lalu,” menurut studi tersebut. Secara keseluruhan, 39,4 persen dari produksi dari Volkswagen, BMW, dan Daimler pada 2020 terdistribusi ke pelanggan China.
Tujuh belas perusahaan mobil internasional yang disurvei hanya mencatat penurunan 4 persen dalam penjualan mobil penumpang di China tahun lalu. Pada saat bersamaan, penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) turun 14 persen secara tahunan (year on year) dan bahkan anjlok hingga 25 persen di Eropa, papar studi tersebut.
“Pasar penjualan China berperan penting bagi pasar global, khususnya pada industri otomotif Jerman tahun lalu,” ujar Fuss. “Penjualan yang dihasilkan di China mampu menstabilkan industri itu secara keseluruhan, sementara kerugian besar tercatat di AS dan khususnya Eropa.”
Pada tahun 2020, total penjualan ritel kendaraan penumpang di China mencapai 19,288 juta, turun 6,8% dari tahun ke tahun. [Xinhua]