WELLINGTON – Ekspor dan impor Selandia Baru sama-sama mencatatkan penurunan pada Februari tahun ini dibandingkan Februari tahun lalu, meskipun perdagangan dengan China mengalami rebound, ungkap badan statistik Selandia Baru Stats NZ pada Rabu (24/3).
Nilai total barang yang diekspor turun 416 juta dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp10.083) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor ke semua mitra dagang utama Selandia Baru tercatat turun, kecuali ke China yang meningkat sebesar 369 juta dolar Selandia Baru dari angka Februari 2020, papar Stats NZ.
“Tahun lalu ada restriksi perdagangan dengan China dan ekspor sapi yang lebih tinggi daripada biasanya ke Amerika Serikat (AS) pada Februari. Pada Februari 2021, ekspor ke China relatif meningkat, sedangkan ekspor ke AS dan negara-negara lain menurun,” ujar Manajer Perdagangan Internasional Stats NZ Alasdair Allen dalam pernyataannya.
Ekspor produk-produk utama seperti daging, produk susu, ikan, dan kayu gelondongan ke China seluruhnya meningkat dibanding Februari tahun lalu. Namun, bila melihat total tahunan hingga Februari 2021, ekspor daging, ikan, dan kayu gelondongan ke China masih turun dibandingkan dengan periode sebelumnya, akibat penurunan ekspor pada awal 2020 yang merupakan awal pandemi COVID-19, papar Allen.
“Kenaikan ekspor ke China ini menunjukkan pemulihan ke level yang diperkirakan,” tuturnya.
Total ekspor susu bubuk, mentega, dan keju anjlok 217 juta dolar Selandia Baru, atau 15 persen, tetapi ekspor barang-barang ini ke China naik 62 juta dolar Selandia Baru, sebut Stats NZ.
Ekspor daging domba ke Uni Eropa pada Februari 2021 merupakan titik terendah sejak 1999, turun 49 juta dolar Selandia Baru atau 43 persen, sedangkan ekspor ke China meningkat 122 juta dolar Selandia Baru dibandingkan Februari 2020, tunjuk data statistik.
Kenaikan besar bulan ini adalah ekspor kayu gelondongan, kayu, dan barang dari kayu, yang naik 28 persen setelah ekspor meningkat ke China dan Jepang, ucap Allen.
Nilai impor kendaraan bermotor dari China mencapai 30 juta dolar Selandia Baru, dibandingkan 2,7 juta dolar Selandia Baru pada Februari 2020. Selama periode setahun yang berakhir pada Februari 2021, impor kendaraan bermotor dari China naik 56 juta dolar Selandia Baru ke angka 111 juta dolar Selandia Baru, lanjutnya.
Selandia Baru mencatatkan penurunan impor jet turbo dan baling-baling turbo dari AS dan Uni Eropa. Namun, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh peningkatan impor laptop, sebagian besar dari China, senilai 25 juta dolar Selandia Baru, imbuh Allen. [Xinhua]