Para pelanggan memilih kamera di sebuah toko kamera di Shanghai, China timur, pada 12 September 2024. (Xinhua/Tang Siqi)
SHANGHAI, 10 Oktober (Xinhua) — Di sebuah toko kamera yang ramai di Shanghai, para pembeli muda berkerumun di sekitar etalase, antusias untuk mendapatkan kamera model terbaru.
“Pemengaruh (influencer) favorit saya menggunakan kamera ini untuk merekam,” ujar Li Yun (26) saat menjajal model mirrorless. “Tetapi sulit untuk mendapatkannya. Anda harus mengikuti undian dan berharap bisa beruntung.”
Di seluruh China, permintaan untuk kamera kembali meningkat. Setelah sempat tersingkirkan oleh ponsel pintar, kamera kembali menjadi tren, didorong oleh meledaknya media sosial, livestreaming, dan video pendek.
Dari Januari hingga Agustus 2024, China menyumbang 23,3 persen dari pengiriman kamera global, menempati peringkat pasar terbesar kedua setelah Amerika, menurut Camera & Imaging Products Association (CIPA).
Lonjakan permintaan tersebut didorong oleh ekonomi influencer yang berkembang pesat di negara itu, di mana ikon “like” (suka) dan “share” (bagikan) di media sosial berujung pada penjualan.
TREN BARU TINGKATKAN PERMINTAAN
Model-model ekonomi baru dan perubahan kebiasaan konsumen mengubah kamera dari sekadar alat teknis menjadi barang modis yang digunakan banyak orang untuk mengabadikan foto dan video untuk platform media sosial.
Huang Jing, seorang influencer dengan lebih dari 500.000 pengikut (follower) di platform berbagi gaya hidup di China, Xiaohongshu, menekankan pengaruh kamera berkualitas pada kontennya. “Menggunakan kamera untuk membuat vlog adalah kunci untuk menunjukkan detail tampilan riasan saya. Semakin jernih gambarnya, maka konten saya akan semakin hidup,” ujar Huang.
Xiaohongshu kini memiliki lebih dari 80 juta pengguna komunitas, dengan 90 persen kontennya dibuat oleh pengguna (user generated), menurut laporan tren 2024 dari platform tersebut.
Selain itu, seiring dengan pulihnya industri pariwisata, atraksi-atraksi baru yang “Instagrammable” bermunculan di seluruh negara tersebut, menarik banyak orang untuk mengabadikan pengalaman mereka yang tak terlupakan.
“Dalam konteks ini, permintaan untuk peralatan fotografi terus meningkat,” kata Wu Feiran dari Shenzhen Soft Science Development Foundation.
Permintaan yang terus meningkat juga mendorong pasar kamera aksi (action camera), dengan para analis memperkirakan bahwa pasar global untuk kamera semacam itu akan mencapai 20,1 miliar yuan (1 yuan = Rp2.217) pada 2028, dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 6,1 persen.
Merek-merek asal China seperti DJI dan Insta360 maju untuk memenuhi permintaan ini, meraih kesuksesan yang signifikan, baik di dalam maupun di luar China.
MEREK-MEREK GLOBAL BIDIK CHINA
Raksasa kamera global seperti Sony, Canon, dan Nikon, yang kini memiliki lebih dari 80 persen pangsa pasar kamera global, semakin gencar berupaya memasuki pasar China yang sedang berkembang pesat.
“Kami melihat peluang luar biasa di sektor-sektor yang sedang berkembang seperti perdagangan elektronik (e-commerce) secara livestreaming dan ekonomi yang digerakkan oleh influencer, di mana China memimpin,” ujar Wakil Presiden Sony (China) Takehito Soeda.
Soeda mencatat bahwa generasi muda tidak lagi memandang fotografi sebagai keterampilan khusus, tetapi sebagai bentuk ekspresi emosional, sehingga menghidupkan kembali pasar kamera.
Hideki Ozawa, Presiden sekaligus CEO Canon (China), menyoroti bahwa pada 2023, penjualan kamera digital di China melonjak hingga 25 persen, memosisikannya sebagai pasar dengan pertumbuhan tercepat di antara kawasan-kawasan utama.
“Tren ini akan terus berlanjut, dengan laju pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 35 persen diperkirakan akan terjadi pada 2024 di China,” menurut Ozawa. Menyikapi permintaan setempat, Canon menyempurnakan penawaran produknya dan berkolaborasi dengan beberapa platform e-commercebesar di China.
Hal serupa juga dilakukan oleh Sony yang menyesuaikan strateginya dengan berpartisipasi dalam acara-acara seperti Bilibili World 2024, sebuah konvensi populer untuk konten dan kreator digital di China. Dalam acara tersebut, Sony memamerkan produk-produk terbarunya dan berinteraksi langsung dengan para konsumen melalui demo secara langsung.
MERANGKUL EKONOMI BARU
Ekonomi influencer sangat penting dalam mengoptimalkan rantai pasokan dan memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang, menurut Lan Jianping, Wakil Direktur Zhejiang Development & Planning Institute.
“Pergeseran ini sangat krusial dalam meningkatkan efisiensi di pasar yang bergerak cepat saat ini,” ujar Lan.
Untuk lebih meningkatkan daya saing global dari model ekonomi baru, Kementerian Perdagangan China menerbitkan “Rencana Aksi Tiga Tahun untuk Perdagangan Digital (2024-2026)” pada tahun ini.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk memberdayakan pembangunan ekonomi dan sosial sekaligus berkontribusi pada pembentukan sebuah pola pembangunan baru. Industri baru, format bisnis baru, dan model bisnis baru, yang disebut sebagai ekonomi “tiga baru”, menunjukkan potensi pertumbuhan yang dinamis.
Dalam lanskap yang terus berkembang ini, industri kamera berada pada posisi yang tepat untuk tumbuh. “Kami yakin bahwa setiap momen yang direkam menceritakan sebuah kisah, dan di era ini, semua orang dapat menjadi pencerita,” kata Soeda dari Sony (China). [Xinhua]