WASHINGTON – Para ekonom memperkirakan penyebaran varian virus corona Delta yang sangat menular akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun ini menjadi 5,6 persen, seperti dilaporkan CBS News pada Senin (27/9).
Mengutip sebuah survei yang dirilis Senin itu oleh Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (National Association for Business Economics/NABE) yang berbasis di Washington, CBS mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi setahun penuh pada 2021 direvisi dari 6,7 persen menjadi 5,6 persen.
Survei NABE juga memprediksi tingkat inflasi yang lebih tinggi tahun ini, yakni 5,1 persen, lapor CBS. Media tersebut juga menambahkan bahwa “harga konsumen selama 12 bulan terakhir naik 4,2 persen, kenaikan 12-bulanan terbesar sejak kenaikan 4,5 persen yang tercatat pada Januari 1991.”
Para ekonom meyakini bahwa menyebar luasnya varian Delta juga telah mengakibatkan penurunan tajam pada belanja konsumen di AS, lapor CBS.
Sekitar dua pertiga dari responden yang disurvei NABE “menganggap varian virus corona yang berpotensi resistan terhadap vaksin sebagai risiko terbesar bagi perekonomian (AS)” untuk sisa tahun 2021 dan memasuki 2022, imbuh CBS.
Menurut data terbaru dari Universitas Johns Hopkins, AS sejauh ini telah melaporkan 43.124.884 kasus COVID-19, dengan 690.641 kematian.
Saat ini, varian Delta menjadi penyebab utama rata-rata kematian harian nasional menembus angka 2.000, dan sekitar 70 juta warga Amerika masih menolak untuk menerima suntikan vaksin COVID-19. [Xinhua]