WASHINGTON – Sejumlah ekonom Gedung Putih pada Rabu (6/10) memperingatkan potensi krisis keuangan global jika Kongres Amerika Serikat (AS) gagal menaikkan limit utang pemerintah federal sebelum negara itu diperkirakan akan gagal membayar utang (default) nasional.
“Kegagalan membayar utang akan memiliki efek keuangan dan ekonomi yang serius dan berlarut-larut. Pasar keuangan akan kehilangan kepercayaan kepada AS, nilai dolar akan melemah, dan saham akan jatuh,” ujar sejumlah ekonom di Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih yang dipimpin oleh Cecilia Rouse dalam sebuah unggahan blog.
“Peringkat kredit AS hampir dipastikan akan dipangkas, dan suku bunga akan meningkat secara luas untuk banyak pinjaman konsumen,” tutur para ekonom tersebut, seraya menambahkan bahwa konsekuensi ini dan lainnya akan memicu resesi ekonomi AS.
Selain itu, perekonomian global, yang bergantung pada kuatnya ekonomi AS, dapat mulai tergelincir menuju krisis keuangan dan resesi, karena konsekuensi gagal bayar utang AS dapat berkembang dengan cepat jika tidak diatasi, imbuh mereka.
“Kegagalan membayar utang akan mengirim gelombang kejut melalui pasar keuangan global dan kemungkinan akan menyebabkan pasar kredit di seluruh dunia membeku dan pasar saham akan mengalami kejatuhan. Para pengusaha di seluruh dunia kemungkinan akan mulai merumahkan pekerja,” kata para ekonom tersebut.
Mencatat bahwa krisis keuangan 2008 telah menyebabkan efek riak di seluruh ekonomi global yang memantul kembali ke wilayah AS, mereka meyakini krisis keuangan global yang dipicu oleh gagal bayar utang AS “berpotensi menimbulkan efek yang bahkan lebih buruk,” karena ekonomi global belum pulih sepenuhnya dari pandemi COVID-19.

“Pagu utang tidak boleh dan seharusnya tidak digunakan sebagai sepak bola politik. Konsekuensinya terlalu besar,” demikian kesimpulan para ekonom tersebut.
Peringatan dari ekonom Gedung Putih itu muncul setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Selasa (5/10) menyampaikan bahwa dirinya memperkirakan perekonomian AS akan jatuh ke dalam resesi jika Kongres gagal menaikkan limit utang.
Yellen mengatakan kepada para anggota parlemen AS bahwa mereka harus menaikkan atau menangguhkan batas utang pada 18 Oktober saat Departemen Keuangan AS kemungkinan akan kehabisan “langkah-langkah luar biasanya.”
Sebagai bagian dari kesepakatan anggaran bipartisan yang diberlakukan pada Agustus 2019, Kongres menangguhkan batas utang hingga 31 Juli. Setelah batas utang diberlakukan kembali seperti semula pada 1 Agustus, Departemen Keuangan AS mulai menggunakan “langkah-langkah luar biasa” guna terus membiayai pemerintahan untuk sementara waktu.
Batas utang, atau yang biasa disebut pagu utang, adalah jumlah total uang yang dapat dipinjam oleh pemerintah AS untuk memenuhi kewajiban hukumnya, termasuk jaminan sosial dan tunjangan kesehatan, bunga utang nasional, serta pembayaran lainnya. [Xinhua]