Sebuah kereta melaju di antara pepohonan yang menampakkan suasana musim gugur di area perkotaan di Berlin, Jerman, pada 2 November 2023. (Xinhua/Ren Pengfei)
“Manufaktur yang lemah dan pertumbuhan ekonomi yang secara persisten lambat menunjukkan bahwa ekonomi Jerman tertahan oleh hambatan yang bersifat struktural dan siklis,” kata Monika Schnitzer, ketua dewan tersebut.
BERLIN, 14 November (Xinhua) — Jerman diperkirakan akan terus tertinggal jauh di belakang perekonomian-perekonomian maju lainnya pada 2024, ungkap Dewan Pakar Ekonomi Jerman (German Council of Economic Experts) pada Rabu (13/11).
Dewan tersebut, yang memberikan saran kepada pemerintah Jerman mengenai kebijakan ekonomi, menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi negara itu untuk 2024 dan 2025.
Prediksi terbaru untuk tahun ini memperkirakan penurunan 0,1 persen dalam produk domestik bruto (PDB), turun dari pertumbuhan 0,2 persen yang diprediksikan sebelumnya. Untuk 2025, dewan tersebut juga merevisi prediksi pertumbuhannya, yakni turun dari 0,9 persen yang diproyeksikan pada musim semi kemarin menjadi 0,4 persen.
PDB Jerman hanya tumbuh sebesar 0,1 persen secara riil dalam lima tahun terakhir, yang berarti bahwa perkembangan ekonomi negara itu terus tertinggal di tingkat internasional, kata dewan tersebut.
Kendaraan-kendaraan melintas di sebuah jembatan di Berlin, Jerman, pada 15 Januari 2024. Pada hari itu, Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) menyatakan bahwa Jerman terjerumus ke jurang resesi pada 2023. Berdasarkan perhitungan awal, Destatis mengatakan bahwa PDB Jerman turun 0,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan krisis global yang membebani ekonomi. (Xinhua/Ren Pengfei)
Dewan Pakar Ekonomi Jerman menyampaikan bahwa tantangan ekonomi yang sedang dihadapi Jerman sebagian besar disebabkan oleh penurunan pada output manufaktur dan nilai tambah.
“Manufaktur yang lemah dan pertumbuhan ekonomi yang secara persisten lambat menunjukkan bahwa ekonomi Jerman tertahan oleh hambatan yang bersifat struktural dan siklis,” kata Monika Schnitzer, ketua dewan tersebut.
Di saat ekonomi Jerman sedang berjuang dengan permintaan luar negeri yang lesu, tenaga kerja terampil yang langka, serta persaingan yang kian ketat, ekonomi dan produksi industri global mencatatkan tingkat pertumbuhan positif.
“Terpisahnya sektor industri Jerman dari tren ekonomi global ini menunjukkan bahwa permasalahan negara itu tidak sekadar bersifat siklis,” imbuh dewan tersebut. [Xinhua]