JINAN – Dengan berakhirnya Konferensi Internasional tentang Kehilangan dan Pemborosan Pangan pada Sabtu (11/9) di Jinan, Provinsi Shandong, China timur, negara tersebut mengirimkan sinyal pada dunia bahwa China akan mengatasi isu terkait ketahanan pangan dengan mengurangi kehilangan dan pemborosan di bidang pertanian.
Mengusung tema mengurangi kehilangan pangan (food loss) dan pemborosan pangan (food waste) serta mempromosikan ketahanan pangan global, acara selama tiga hari yang digelar secara online dan offline itu menarik lebih dari 300 peserta, termasuk dari Kelompok 20 (Group of Twenty/G20).
Produksi biji-bijian dunia saat ini adalah sekitar 2,8 miliar ton per tahun, menjadikan hilangnya satu poin persentase produksi biji-bijian setara dengan hilangnya 28 juta ton makanan. Jumlah sebanyak itu dapat memberi makan sekitar 70 juta orang, ujar Ma Youxiang, Wakil Menteri Urusan Pertanian dan Pedesaan China.
Dalam beberapa tahun terakhir, China membuat kemajuan substansial dalam membendung kehilangan dan pemborosan dalam produksi dan konsumsi makanan, dengan upaya-upaya utama dilakukan di berbagai bidang termasuk peningkatan fasilitas dan peralatan.
Di Provinsi Shandong, produsen biji-bijian utama negara itu, lokasi penyimpanan biji-bijian Sinograin, dilengkapi dengan 4.500 kamera berdefinisi tinggi dan 280.000 sensor suhu guna memastikan persediaan pangan dalam kondisi terbaik.
Data menunjukkan bahwa dalam periode Rencana Lima Tahun ke-13 (2016-2020) China, sekitar 13 juta ton makanan disimpan setiap tahunnya setelah produksi.
“Kita tidak dapat mengakhiri kelaparan dan segala bentuk kekurangan gizi jika kita tidak mengatasi tingginya tingkat kehilangan dan pemborosan pangan,” ujar Qu Dongyu, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, melalui tautan video dalam konferensi tersebut.
Qu menambahkan bahwa kolaborasi dan inovasi dalam model bisnis, teknologi, dan solusi digital dapat berkontribusi dalam mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan. [Xinhua]