BEIJING – Seiring langkah China yang melakukan upaya terkoordinasi untuk memperkaya dan meningkatkan industrinya serta mengejar pembangunan rendah karbon, media asing terus mengamati bagaimana sebuah kota minyak tradisional di China menjadi oasis energi terbarukan.
Dalam sebuah artikel Bloomberg yang dirilis pada Senin (17/5), para wartawan berkunjung ke Yumen, sebuah kota kecil di Provinsi Gansu, China bagian barat, yang terkenal dengan produksi minyaknya, dan mendapati tempat yang terkuras sumber dayanya itu berubah menjadi kota rendah karbon dengan meningkatnya proyek energi terbarukan di sana.
“Setelah mengeksplorasi minyak selama lebih dari 70 tahun, tempat kelahiran industri perminyakan China tersebut menjadi semakin ramah lingkungan,” papar artikel itu, menyebut bahwa Yumen telah menjadi simbol perubahan China selama empat dekade terakhir, “dari perekonomian lama menjadi perekonomian baru, dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan.”
Yumen adalah salah satu dari 69 “kota yang kehabisan sumber daya” di China, dan pemerintah pusat telah mengalokasikan miliaran yuan untuk membantu kota tersebut bertransformasi dan menghidupkan kembali perekonomiannya.
“Solusi yang diusulkan untuk Yumen masih didasarkan pada energi, tetapi kali ini memanfaatkan angin yang bertiup melintasi China utara,” papar artikel tersebut. “Perubahan ini membawa Yumen kembali ke akarnya.”
Yumen bukan satu-satunya kota di China yang memiliki gagasan ini, jelas artikel itu. “China menambahkan lebih banyak kapasitas tenaga angin tahun lalu dibandingkan gabungan seluruh dunia, menurut kelompok penelitian energi terbarukan BloombergNEF,” imbuhnya. [Xinhua]