LANZHOU, 3 Juli (Xinhua) — Bagi Juang Idaman Zebua (34), seorang dokter kardiologi Indonesia, mengikuti program pertukaran di Rumah Sakit Pertama, yang berada di bawah naungan Universitas Lanzhou, merupakan pengalaman berharga dan tak terlupakan.
“Saya sudah bekerja di sini selama lebih dari 3 bulan dan saya merasa sangat senang di sini. Para mentor dan dosen selalu memandu kami tentang cara melakukan intervensi pembuluh darah arteri, dan dengan peralatan yang sangat canggih, risiko dari penyakit jantung dapat diminimalisasi,” ujar Juang.
Juang merupakan salah seorang dari sembilan dokter kardiologi Indonesia yang datang ke Lanzhou pada Maret lalu untuk mengikuti program pertukaran medis, yang menyoroti operasi intervensi kardiovaskular dan pengetahuan terkait. Program itu akan berlanjut selama sekitar 1 tahun di rumah sakit tersebut.

Juang Idaman Zebua mengatakan bahwa peralatan dan perlengkapan medis di China lebih umum dan tersebar luas. “Misalnya, untuk pasien dengan komplikasi arteri koroner, situasi ini biasannya sulit ditangani. Namun, rumah sakit ini memiliki peralatan yang sangat lengkap, yang membuatnya lebih mudah dan nyaman untuk merawat pasien. Aspek ini sangat maju.” Menurut rumah sakit tersebut, setiap dokter kardiologi pada dasarnya telah menyelesaikan sekitar 200 kasus Prosedur Intervensi Koroner Diagnostik. Para peserta pelatihan memiliki jadwal yang padat setiap hari dan mendapat cukup banyak kesempatan praktik untuk belajar.
Priyo Atdisuramad adalah seorang ahli bedah saraf. Sebagai salah satu dari lima dokter neurologi Indonesia yang tiba pada Juni, dia mengatakan bahwa dirinya dapat memberikan pilihan pengobatan terbaik kepada pasien melalui pembelajaran di sini, seperti reseksi arteri serebral untuk kasus stroke. “Menurut kami, dunia kedokteran di sini sangat canggih dan maju. Saya berharap kami dapat membawa pulang keterampilan yang telah kami pelajari di sini ke kampung halaman kami di Indonesia untuk membuat sistem medis kami menjadi semakin baik,” kata Priyo.
Foto yang diabadikan pada 19 Juni 2025 ini menunjukkan beberapa dokter muda asal Indonesia sedang belajar melalui sebuah operasi yang dilakukan di Rumah Sakit Pertama di bawah Universitas Lanzhou di Lanzhou, Provinsi Gansu, China barat laut. (Xinhua)Selama bertahun-tahun, pemerintah Republik Indonesia (RI) dan China berkomitmen mendorong pertukaran dan kerja sama di bidang kedokteran dan kesehatan. Rumah Sakit Pertama di bawah Universitas Lanzhou, yang terletak di Provinsi Gansu, China barat laut, secara aktif berpartisipasi dalam kerja sama internasional terkait.
Bai Ming, wakil direktur Rumah Sakit Pertama di bawah Universitas Lanzhou, mengatakan bahwa dirinya berharap melalui operasi teoretis dan praktis, para dokter Indonesia akan dapat membiasakan diri dengan metode pengobatan intervensi berbasis informasi di China secara lebih cepat. “Saya berharap melalui proyek ini, akan ada kerja sama lebih lanjut di masa depan, termasuk pertukaran dan pelatihan intervensi kardiovaskular antara kedua negara, serta penelitian ilmiah,” tutur Bai Ming.
Selama hidup dan bekerja di Lanzhou, para peserta juga menikmati pemandangan dan makanan khas di China barat laut. “Saya merasa gembira di sini karena warga lokal begitu ramah tamah dan baik hati,” ujar Juang, sembari mengungkapkan harapannya agar lebih banyak dokter muda dapat datang ke China untuk mendorong kerja sama kedua negara di bidang kesehatan dan menguasai keterampilan profesional mereka. Selesai