[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=HFV7ou3XccY” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=1 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
BEIJING – Sejumlah badan administrasi warisan budaya di China melakukan 266.278 pemeriksaan dan inspeksi untuk perlindungan terhadap peninggalan budaya pada 2020, demikian disampaikan otoritas nasional.
Administrasi Warisan Budaya Nasional (National Cultural Heritage Administration/NCHA) menyebutkan dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Rabu (24/3) bahwa total 590 kasus yang melibatkan pelanggaran terkait terungkap dalam inspeksi tahun lalu, dengan 103 di antaranya melibatkan situs perlindungan warisan budaya utama tingkat nasional.
Pelanggaran-pelanggaran ini mencakup pelanggaran tata tertib oleh operator situs, penggalian makam kuno secara ilegal dan pencurian relik budaya, serta risiko kebakaran dan keamanan di situs terkait, menurut pernyataan itu.
Otoritas setempat telah menjatuhkan sanksi administratif dalam 63 kasus dan meminta pihak yang bertanggung jawab untuk menebus aksi pelanggaran mereka dalam 89 kasus.
Dalam enam kasus, para pelanggar telah dilimpahkan ke lembaga yudisial, lanjut pernyataan tersebut.
NCHA sendiri juga secara langsung mengawasi penyelidikan atas 236 kasus besar terkait hal ini.
Selain itu, pernyataan itu menyebutkan bahwa sejumlah otoritas warisan budaya juga bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menangani kejahatan terkait warisan budaya, menangkap 2.435 tersangka dan berhasil menyelamatkan lebih dari 31.000 peninggalan budaya.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing. (XHTV)