NANNING – China-ASEAN Expo ke-18 akan diselenggarakan secara daring (online) dan luring (offline) di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada September mendatang, menurut pihak penyelenggara pada Rabu (7/4).
Tahun ini menandai peringatan 30 tahun hubungan dialog antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). China-ASEAN Expo tahun ini akan membantu memperluas fungsi platform pameran serta melayani pembangunan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).
Dengan area seluas 124.000 meter persegi, pameran tersebut akan menggelar kegiatan pertukaran dalam bidang ekonomi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ekonomi dan kesehatan digital, ujar Wang Lei, Sekretaris Jenderal Sekretariat China-ASEAN Expo.
Pada 2020, perdagangan antara China dan ASEAN mencapai 684,6 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.513), berlawanan dengan tren dan membukukan peningkatan hampir 6,7 persen secara tahunan (year on year). ASEAN tetap menjadi mitra dagang terbesar China, menunjukkan potensi besar dan ketahanan yang kuat dari kerja sama ekonomi dan perdagangan China-ASEAN, kata Wei Yan, seorang pejabat di Kementerian Perdagangan China.
Yang Zhuo, pejabat lainnya di kementerian perdagangan itu, menyarankan untuk fokus pada peluang pengembangan RCEP dan memperluas serta memperdalam kerja sama di berbagai bidang termasuk kesehatan, model bisnis baru, dan inovasi teknologi.
Total investasi dua arah antara China dan ASEAN mencapai 22,31 miliar dolar AS pada 2020, menurut Yang. [Xinhua]