[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=VnZYNyphlkc” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (25/3) mengatakan bahwa akan sulit bagi AS untuk memenuhi tenggat waktu 1 Mei sebagai batas akhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
“Akan sulit untuk memenuhi tenggat waktu 1 Mei dipandang dari segi alasan taktis, sulit untuk menarik pasukan tersebut,” tutur Biden kepada awak media dalam konferensi pers resmi pertamanya sejak dilantik.
Biden mengatakan bahwa AS sedang berkonsultasi dengan para sekutunya terkait masalah ini. Dia menambahkan bahwa penarikan akan dilakukan “secara aman dan tertib.”
“Saya tidak bermaksud mengulur-ulur waktu, pertanyaannya adalah bagaimana dan dalam keadaan seperti apa kita bisa memenuhi kesepakatan yang dibuat oleh Presiden (Donald) Trump itu,” lanjut Biden.
“Tetapi, pasukan kita tidak akan berlama-lama di sana,” tuturnya. “Kita akan pergi, pertanyaannya adalah kapan kita pergi.”
Ketika ditanya apakah AS akan menempatkan pasukan di Afghanistan tahun depan, Biden menjawab, “Saya tidak dapat membayangkan hal itu terjadi.”
Media AS pekan lalu melaporkan bahwa Biden sedang mempertimbangkan tentang perpanjangan enam bulan bagi keberadaan pasukan AS di Afghanistan.
Pentagon mengatakan bahwa ada sekitar 2.500 pasukan AS di Afghanistan, tetapi media AS baru-baru ini mengatakan jumlah tersebut tidak mencakup 1.000 pasukan khusus AS lainnya di negara tersebut.
Selain itu, sekitar 7.000 pasukan NATO di Afghanistan bergantung pada dukungan logistik dan keamanan AS.
Perang di Afghanistan, yang telah merenggut sekitar 2.400 nyawa di pihak militer AS, merupakan perang terlama dalam sejarah AS.
Amerika Serikat dan Taliban Afghanistan menandatangani kesepakatan pada akhir Februari 2020, yang menuntut penarikan penuh pasukan asing dari Afghanistan hingga Mei 2021 jika Taliban memenuhi persyaratan dalam kesepakatan tersebut, termasuk pemutusan hubungan dengan kelompok-kelompok teroris.
Pemerintahan Biden menyatakan bahwa Taliban belum memenuhi komitmen mereka yang tercantum dalam kesepakatan AS-Taliban itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Washington DC. (XHTV)