DEN HAAG – Pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) COVID-19 di Belanda akan diperpanjang hingga 20 April karena meningkatnya jumlah kasus infeksi COVID-19 dan rawat inap di rumah sakit, kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Selasa (23/3).
“Jumlah pasien corona yang mendapat perawatan intensif semakin meningkat. Gelombang ketiga mulai terlihat. Oleh karena itu, paket tindakan saat ini diperpanjang,” kata Rutte dalam jumpa pers.
“Saya mengerti (keputusan) ini mengecewakan. Saya memahami (adanya) ketidaksabaran. Namun, jumlah kasus infeksi virus corona baru sedang meningkat,” tegasnya.
Menurut sang perdana menteri, satu-satunya perubahan signifikan pada langkah-langkah lockdown yang ada adalah bahwa jam malam akan dimulai pada pukul 22.00, alih-alih pukul 21.00, mulai 31 Maret. Jam malam itu masih akan berlanjut hingga pukul 04.30 keesokan paginya.
“Adalah logis bahwa kita sudah lelah. Tetapi perilaku kita sendiri masih menjadi cara tercepat untuk memberlakukan langkah pelonggaran,” kata Rutte.
Pemerintah Belanda juga menyarankan warganya untuk tetap berada di negara itu dan tidak bepergian ke luar negeri hingga 15 Mei.
Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Belanda pada Selasa mengatakan bahwa sebanyak 46.005 orang teruji positif COVID-19 dari 17 hingga 23 Maret, naik 16 persen dari pekan sebelumnya.
Saat dunia sedang berjuang untuk mengatasi pandemi, vaksinasi sedang dilaksanakan di semakin banyak negara termasuk Belanda dengan vaksin virus corona yang telah disetujui.
Rutte berharap akan ada lebih banyak lagi yang bisa dilakukan mulai awal Juni, ketika sekelompok besar warga di negara itu telah divaksinasi.
Secara global, 264 kandidat vaksin, dengan 82 di antaranya dalam tahap uji klinis, masih dikembangkan di sejumlah negara termasuk Jerman, China, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, menurut informasi terbaru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). [Xinhua]