Denmark mengumumkan rencana untuk memperkuat kehadiran militernya di wilayah Arktika di tengah meningkatnya kekhawatiran perihal ketertarikan Amerika Serikat (AS) untuk menguasai Greenland, wilayah yang merupakan bagian dari Denmark.
HELSINKI, 29 Januari (Xinhua) — Denmark mengumumkan rencana untuk memperkuat kehadiran militernya di wilayah Arktika di tengah meningkatnya kekhawatiran perihal keinginan Amerika Serikat (AS) untuk menguasai Greenland, wilayah yang merupakan bagian dari Denmark.
Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen pada Senin (27/1) malam waktu setempat mengumumkan bahwa pemerintah Denmark akan mengalokasikan dana sebesar 14,6 miliar krona Denmark (1 krona Denmark = Rp2.270) untuk memperkuat pertahanan di Greenland, Laut Arktika, dan Atlantik Utara. Keputusan ini ditetapkan menyusul kesepakatan di antara partai politik Denmark.
Rencana tersebut meliputi pengadaan tiga kapal angkatan laut Arktika baru dan dua drone jarak jauh, serta peningkatan pemantauan dan pelatihan krisis bagi warga setempat. Dalam sebuah konferensi pers, Poulsen mengatakan persiapan ini hanyalah tahap awal, dengan rencana lanjutan diperkirakan akan difinalisasi pada musim panas.
Menurut Danish Broadcasting Corporation (DR), kapal-kapal baru itu akan beroperasi dalam lima atau enam tahun, dan diharapkan akan menggantikan kapal-kapal yang ada saat ini.
Saat ditanya apakah kebijakan tersebut akan “meredam” minat Presiden AS Donald Trump terhadap Greenland, Poulsen menolak memberikan tanggapan langsung, seraya menggarisbawahi pentingnya kerja sama dengan para sekutu NATO, termasuk Kanada, AS, dan Norwegia.
Belum lama ini Presiden Trump kembali mengungkapkan ketertarikannya terhadap Greenland, yang masih menjadi area otonom di bawah kedaulatan Denmark.
Merujuk pada pertemuan pada Selasa (28/1) dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan bahwa Eropa sedang menghadapi situasi serius. “Ada perang di benua ini dan perubahan dalam realitas geopolitik. Pada saat seperti ini, persatuan sangatlah penting.” Selesai