JUDUL: Tak disiarkan TV nasional, warga Lebanon serbu kedai kopi untuk tonton Piala Dunia
DATELINE: 28 November 2022
DURASI: 00:01:52
LOKASI: Beirut
KATEGORI: OLAHRAGA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan warga Lebanon menonton Piala Dunia di kedai kopi
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Lebanon): KARIM BOU KHZAM, Pemilik kedai kopi
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Lebanon): MAJED KHADDAJ, Penggemar sepak bola
4. Berbagai cuplikan warga Lebanon menonton Piala Dunia di kedai kopi
STORYLINE:
Ribuan warga Lebanon mengunjungi kedai kopi selama beberapa hari terakhir untuk menonton Piala Dunia karena pertandingan tersebut tidak disiarkan di stasiun televisi (TV) publik Lebanon.
Para pemilik kedai kopi membayar sekitar 90 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.733) untuk berlangganan saluran-saluran yang menyiarkan Piala Dunia.
Para pemilik kedai kopi menawarkan layanan relatif murah kepada para pecinta sepak bola yang berkumpul di kedai mereka untuk menonton pertandingan dan bersorak untuk tim favorit mereka.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Lebanon): KARIM BOU KHZAM, Pemilik kedai kopi
“Sebagian besar orang tidak memiliki akses listrik di tengah situasi ekonomi saat ini. Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan tidak memiliki akses ke saluran-saluran tersebut. Jadi, orang-orang sering datang ke sini untuk menonton pertandingan dan kami bisa mendapatkan keuntungan. Piala Dunia berlangsung setiap empat tahun sekali. Kami ingin melayani orang dan juga menghasilkan uang.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Lebanon): MAJED KHADDAJ, Penggemar sepak bola
“Di sini, kami membayar lebih sedikit daripada pergi ke tempat lain. Semua orang membayar lebih sedikit di sini. Saya bisa menonton pertandingan tersebut di Beirut atau di mana pun, tetapi saya memilih menonton di sini bersama orang-orang ini dan kami membayar lebih sedikit.”
Sejak 2019, krisis ekonomi Lebanon, yang disebut oleh Bank Dunia sebagai salah satu krisis terburuk sejak 1850-an, menyeret lebih dari 80 persen populasi Lebanon ke dalam jurang kemiskinan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut.
(XHTV)