BUENOS AIRES – Media Argentina merespons kabar kepergian kapten tim nasional Lionel Messi dari Barcelona dengan rasa tidak percaya dan sedih setelah lebih dari dua dekade.
Menurut surat kabar olahraga terkemuka Ole, komunike Barcelona pada Kamis (5/8) sore mengatakan “kejutan bagi Messi begitu juga bagi dunia.”
“Semuanya berada di jalur yang tepat (bagi Messi) untuk menandatangani kontrak baru berdurasi lima tahun, menerima pemotongan gaji 50 persen,” papar komunike tersebut.
“Dia sulit memercayai apa yang dikatakan Jorge sang ayah kepadanya. Dia masih tidak mengerti bagaimana semuanya berakhir. Kecuali solusi ajaib muncul, kisah cintanya akan berakhir. Tidak akan ada lagi jersey Barcelona dengan nama Messi di punggung.”
Surat kabar La Nacion berspekulasi bahwa pernyataan Barcelona tersebut bisa jadi taktik untuk menekan La Liga agar mengubah aturan financial fair play, menjelaskan bahwa Blaugrana menghasilkan pendapatan lebih sedikit dibandingkan gaji yang dibayarkan. Surat kabar itu menggambarkan dampak kepergian La Pulga sebagai “tak terhitung.”
“Berapa banyak hak siar televisi untuk kompetisi dengan dan tanpa Messi?” tanyanya, sebelum menegaskan bahwa kepergiannya dari Camp Nou belum final.
“Ada yang meyakini bahwa semua belum berakhir, bahwa itu adalah manuver (presiden Barcelona) Joan Laporta untuk membuat liga mempertimbangkan kembali pendirian keras mereka (mengenai) batasan gaji yang diberlakukan dengan aturan (financial) fair play.”
Harian Clarin mengupas ironi situasinya, yang terjadi setahun setelah Messi memberi tahu pihak klub melalui burofax tentang keinginannya untuk hengkang di tengah perselisihan dengan presiden saat itu Josep Bartomeu, keputusan yang kemudian dicabut oleh sang penyerang.
“Ketika dia ingin pergi dia tidak bisa dan ketika dia ingin tinggal dia pergi,” tulis harian itu.
Clarin berpendapat bahwa tidak akan ada pemenang dari langkah ini, seraya menambahkan bahwa sepak bola Spanyol akan merasakan dampak terbesar.
“Jelas bahwa di Spanyol semua orang kehilangan… Messi, karena dia telah berencana untuk bertahan demi memenuhi mimpinya sebagai pesepak bola ketika dia berusia 13 tahun.”
“Barcelona kalah, tentu saja, karena pemain terbaik dunia mengucapkan selamat tinggal. Dan La Liga juga kalah. Mereka sudah kehilangan Cristiano Ronaldo (pada 2018) dan kini mereka ditinggalkan daya tarik utamanya.” [Xinhua]