TOKYO – Komite penyelenggara Olimpiade Tokyo pada Kamis (3/6) mengawali hitung mundur 50 hari menuju pembukaan ajang olahraga akbar tersebut dengan meluncurkan benda-benda yang akan digunakan dalam upacara kemenangan.
Presiden komite penyelenggara Seiko Hashimoto mengatakan pada upacara peluncuran itu yang digelar di Ariake Arena, yang akan menjadi lokasi pertandingan bola voli, bahwa Olimpiade akan tetap berlangsung meski ibu kota Jepang itu masih dalam status keadaan darurat karena pandemi COVID-19.
“Untuk para atlet yang berdiri di podium dan orang-orang yang menyaksikan mereka, saya percaya (upacara itu) akan membuat kita menyadari nilai dari penyelenggaraan Olimpiade kali ini,” kata Hashimoto.
“Kita punya waktu 50 hari,” ujarnya. “Saya merasa seolah dapat mendengar langkah kaki para atlet yang akan menyeberangi lautan dan berkumpul di Tokyo.”
Benda-benda tersebut antara lain podium upacara kemenangan, musik, serta kostum yang akan dikenakan oleh para pembawa baki medali dan mereka yang mendampingi para atlet.
Diungkapkan pihak penyelenggara, setiap benda itu dibuat menggunakan bahan daur ulang dengan “sepenuhnya mempertimbangkan keberlanjutan.”
Podium dirancang oleh seniman Asao Tokolo yang menciptakan lambang Olimpiade. Sementara itu, musik upacara kemenangan, gubahan komposer Jepang Naoki Sato, direkam oleh 144 musisi studio kenamaan dan anggota orkestra simfoni terkemuka Jepang, kata penyelenggara.
Situasi COVID-19 di Jepang berangsur membaik sejak akhir Mei, dengan sekitar 2.800 kasus baru dilaporkan pada Kamis, termasuk 508 dari wilayah Metropolitan Tokyo.
“Jika berbagai negara di seluruh dunia mengalami situasi yang sangat serius dan delegasi dari sebagian besar negara tidak bisa datang, maka kami tidak akan dapat menyelenggarakannya,” kata Hashimoto kepada harian Nikkan Sports.
“Namun sebaliknya, jika situasi itu tidak terjadi, maka Olimpiade tidak akan dibatalkan,” katanya. [Xinhua]