MADRID, WB – Melawan klub kasta ketiga, Cultural Leonesa di Copa del Rey, tidak hanya membuat sang pelatih Zinedine Zidane semringah, namun juga membuat dirinya pusing.
Dalam pertandingan tersebut, Zidane hanya memainkan sederet pemain muda yang memperlihatkan potensi menjanjikan mereka.
Dikutip dari The Hard Tackle, Kamis (27/10/2016), Alvaro Morata dan Marco Asensio mencetak masing-masing dua gol, dalam laga yang berakhir dengan skor 7-1. Tapi, topik yang menjadi perbincangan seusai laga, adalah gol indah yang dibuat Nacho Fernandez.
Situasi yang terjadi, menggambarkan kondisi Morata dan Asensio musim ini. Performa impresif dua pemain muda Los Blancos, itu seolah berada di bawah radar, kurang mendapat perhatian dan terbatasnya peluang bersaing dengan nama-nama besar di tim inti.
Morata seperti diketahui, dipulangkan Real Madrid setelah sukses bersama Juventus, sayang belum menjadi pilihan utama. Dia beberapa kali sudah membuktikan kualitasnya, saat diturunkan untuk menggantikan Karim Benzema, tapi belum dianggap cukup bagi Zidane untuk mencoret Benzema dari starting XI.
Asensio yang juga bersinar lawan Leonesa, sebenarnya sudah tampak sangat menjanjikan sejak awal musim. Gelandang serang berusia 20 tahun, itu didatangkan Madrid dari Mallorca pada Agustus 2015, dan dipinjamkan ke RCD Espanyol satu musim.
Debut pertamanya untuk Madrid ditandai dengan gol jarak jauh yang indah pada 9 Agustus lalu, saat menghadapi Sevilla di Piala Super UEFA. Debut pertamanya di La Liga terjadi 12 hari kemudian, juga disertai dengan gol saat menghadapi Real Sociedad.
Asensio juga mencetak gol dalam debutnya di dua kompetisi berbeda lainnya, yaitu Liga Champions, dan kini Copa del Rey. Performa luar biasa pemain muda, dipastikan membuat Zidane akan menghadapi dilema, lantaran skuat intinya pun dalam posisi tidak mengecewakan.
Real Madrid sudah tidak terkalahkan dalam 25 pertandingan, sehingga kepercayaan Zidane pada skuat senior bakal sulit goyah. Morata dan Asensio hanya tinggal berharap, ketajaman mereka dapat meyakinkan klub, untuk mulai memberi mereka kesempatan bermain lebih banyak sebagai starter.[]