TOKYO – Toshihiro Nikai, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokratik Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) Jepang yang berkuasa, pada Kamis (15/4) menyampaikan bahwa pembatalan Olimpiade Tokyo musim panas tahun ini bisa menjadi opsi jika situasi penyebaran COVID-19 terus memburuk.
Nikai, orang nomor dua di partai berkuasa yang dipimpin Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, mengatakan dalam sebuah acara televisi yang belum ditayangkan bahwa pembatalan Olimpiade dapat menjadi opsi jika pihak penyelenggara merasa sulit menggelar ajang itu akibat penyebaran infeksi virus corona ini, menurut Kyodo News.
Pernyataan Nikai muncul saat ibu kota Jepang, Tokyo, pada Rabu (14/4) memulai hitung mundur 100 hari jelang pembukaan acara empat tahunan yang ditunda tersebut, dengan meluasnya kekhawatiran bahwa jumlah kasus COVID-19 di dalam dan luar Tokyo berpotensi memburuk.
Begitu parahnya lonjakan kembali penularan COVID-19 di Jepang sampai-sampai kepala panel COVID-19 pemerintah memperingatkan bahwa negara itu telah memasuki “gelombang keempat” infeksi.
Sehari sebelumnya, Shigeru Omi, seorang ahli penyakit menular yang mengepalai subkomite COVID-19 pemerintah Jepang, mengatakan dalam sebuah sesi parlemen bahwa pemerintah pusat harus memperluas area-area yang saat ini menjadi sasaran kebijakan antivirus yang lebih ketat di bawah undang-undang (UU) yang direvisi.
Omi menuturkan bahwa perluasan itu harus dilaksanakan oleh pemerintah “dengan cara yang sangat cepat dan gesit.”
Pada Senin (12/4), prefektur Tokyo, Kyoto, dan Okinawa dimasukkan ke dalam daftar wilayah yang gagal menerapkan kebijakan antivirus yang lebih ketat di bawah UU baru, kendati hampir mengumumkan keadaan darurat. [Xinhua]