WARTABUANA – Klub sepak bola Israel, Beitar Jerusalem, pada Senin (7/12) mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani sebuah kesepakatan untuk menjual 50 persen kepemilikan klub kepada Sheikh Hamad Bin Khalifa Al Nahyan, seorang anggota keluarga kerajaan yang berkuasa di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Kesepakatan tersebut muncul kurang dari tiga bulan setelah Israel dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi.
“Kami membuka jalan baru untuk menyatukan hati seluruh masyarakat melalui olahraga,” kata Beitar dalam sebuah pernyataan.
Salah satu klub sepak bola paling populer dan kontroversial di Israel tersebut merupakan satu-satunya klub di Israel yang tidak pernah merekrut pemain Arab.
Pada Jumat (4/12), puluhan penggemar Beitar berunjuk rasa di lokasi latihan tim itu guna menentang kesepakatan tersebut. Namun, media Israel menekankan bahwa sebagian besar penggemar Beitar mendukung kesepakatan itu.
Menurut Beitar, Sheikh berjanji menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.135) di klub tersebut selama 10 tahun ke depan.
Dana itu utamanya akan digunakan untuk fasilitas dan tim junior, sebut Beitar.
Pemilik Beitar, Moshe Hogeg, mengungkapkan “Kami menggiring klub ini ke hari-hari baru hidup berdampingan, pencapaian, dan persaudaraan demi klub dan masyarakat kami, serta demi olahraga Israel.”
“Saya sangat senang menjadi mitra di klub yang begitu luar biasa dan salah satu kota paling suci di dunia. Saya telah mendengar banyak tentang perubahan yang sedang terjadi di klub ini, dan saya senang menjadi bagian di dalamnya,” ujar Sheikh Bin Khalifa.
Sheikh Hamad Bin Khalifa Al Nahyan adalah ketua dan CEO beberapa perusahaan komersial, industri, dan keuangan. Sementara itu Hogeg merupakan seorang pebisnis di bidang blockchain dan teknologi. [xinhua]