TOKYO – Awak media asing yang akan meliput Olimpiade Tokyo akan diawasi secara ketat setelah memasuki Jepang demi memastikan mereka tidak menjalin kontak dengan publik, kata Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo Seiko Hashimoto pada Selasa (8/6).
Dalam sambutan pembukaan pada pertemuan dewan eksekutif, Hashimoto mengatakan bahwa Jepang masih dalam “situasi yang sangat sulit,” dan “demi memastikan orang-orang tidak pergi ke tempat-tempat selain tempat mereka terdaftar, kami akan menggunakan GPS untuk mengatur perilaku mereka secara ketat.”
Media yang tiba dari luar negeri harus menyerahkan daftar tujuan yang telah ditentukan selama gelaran turnamen, dan dengan penggunaan GPS mereka dapat dilacak oleh penyelenggara guna memastikan mereka diisolasi selama 14 hari pertama setelah kedatangan.
“Jika terjadi pelanggaran, tindakan seperti penangguhan atau pencabutan akreditasi atau proses deportasi akan diterapkan,” kata Toshiro Muto, CEO Tokyo 2020, kepada wartawan setelah rapat dewan eksekutif. “Setelah 14 hari, mereka bisa terlibat dalam peliputan media seperti biasa,” tutur Muto. “Mengingat situasi saat ini, hal itu bisa ditoleransi.”
Hashimoto juga mendesak wartawan asing untuk tinggal di salah satu dari sekitar 150 hotel yang ditunjuk, alih-alih di tempat tinggal sewaan atau rumah teman. Muto mengatakan bahwa 70.000 sukarelawan Olimpiade dan Paralimpiade akan divaksinasi dan penyelenggara juga mempertimbangkan untuk memperluas kampanye vaksinasi kepada semua orang yang bekerja untuk gelaran tersebut.
Dia juga menegaskan kembali bahwa setiap anggota delegasi dari lima negara Asia Selatan, yaitu India, Pakistan, Nepal, Sri Lanka, dan Bangladesh, harus divaksinasi sebelum memasuki Jepang.
India, negara yang terdampak paling parah di dunia akibat varian COVID-19 baru, mengonfirmasi 86.498 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus di negara itu melampaui angka 29 juta pada Selasa, terbanyak kedua setelah Amerika Serikat. Namun, Muto membantah kabar bahwa delegasi dari lima negara tersebut akan dilarang berpartisipasi di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
“Itu sama sekali tidak berdasar,” terangnya. “Kami belum pernah mendengarnya. Kami bahkan tidak bisa mempertimbangkan kemungkinan itu.” [Xinhua]