JAKARTA – Bulu tangkis merupakan olahraga yang banyak digemari di Indonesia. Berbagai klub dan akademi untuk penggemar bulu tangkis dapat ditemukan di seluruh wilayah tanah air. Selain itu, berbagai pertandingan juga diadakan secara rutin di negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini.
WANG AONA, Koresponden Xinhua:
“Indonesia dikenal dengan para pebulu tangkis kelas dunianya. Mereka baru saja meraih medali emas nomor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020 dan baru saja menyabet gelar Piala Thomas ke-14. Jadi bagaimana para pebulu tangkis junior dilatih sebelum mereka bisa berlaga di kancah dunia? Hari ini, kita berada di klub PB Raya. Ini adalah salah satu dari sekian banyak klub bulu tangkis di Jakarta yang membina bakat-bakat muda.”
NDARU ABRIANTO, Salah satu pendiri klub PB Raya:
“Untuk tantangannya kalau dari klub sendiri kebetulan saat ini persaingan di Indonesia untuk badminton sangat ketat. Bahkan mereka mulai (bermain) dari umur enam tahun, tujuh tahun. Bahkan ada yang (berusia) sembilan tahun sudah homeschooling, mereka sudah tidak sekolah, mereka hanya (mengikuti tes) paket C.”
PB Raya didirikan bersama oleh mantan pebulu tangkis nasional Achmad Rivai dan kedua temannya pada 2013. Klub skala menengah ini aktif melatih para pemain junior untuk kompetisi lokal dan antardaerah. Beberapa pemain direkrut oleh klub-klub besar dan tim nasional (timnas) bulu tangkis.
Muhammad Zilan Febrian, seorang atlet berusia 13 tahun di klub PB Raya, bercita-cita menjadi bagian dari timnas bulu tangkis Indonesia dan memenangkan medali emas di turnamen internasional.
Selain berlatih di klub tersebut sebanyak tiga kali dalam sepekan, dia juga rutin berlatih secara mandiri di rumahnya.
MUHAMMAD ZILAN FEBRIAN, Pebulu tangkis junior:
“Saya termotivasi dari lawan. Kalau saya kalah dari dia, saya di rumah latihan lagi, lebih giat lagi. (Latihan) lari lebih banyak lagi.”
Cheisha Irmawati, pebulu tangkis berusia 16 tahun di PB Raya, sadar bahwa peluangnya untuk menjadi atlet nasional sangat kecil.
CHEISHA IRMAWATI, Pebulu tangkis junior:
“Sebenarnya, kalau saya ikut dari dulu, latihan dari dulu, mungkin ada peluangnya. Sekarang, saya (berlatih) hanya untuk menambah keterampilan saja. Soalnya, umur saya sudah tidak terkejar (untuk menjadi atlet nasional).”
WANG AONA, Koresponden Xinhua:
“Antusiasme dan ketekunan. Inilah yang diperlukan untuk menciptakan juara dunia. Hari ini, kita hanya melihat sekilas latihan sehari-hari para pebulu tangkis junior di Jakarta. Butuh kerja keras selama bertahun-tahun bagi mereka untuk akhirnya berdiri di kancah dunia. Namun, bagi para amatir seperti kita, tidak ada kata terlambat untuk memulai.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Jakarta. (XHTV)