Shahin Banitalebi dari Iran berlaga dalam pertandingan Wushu nomor Nanquan putra di Pesta Olahraga Universitas Sedunia Musim Panas (Universiade) Federasi Olahraga Universitas Internasional (FISU) ke-31 di Chengdu, Provinsi Sichuan, China barat daya, pada 29 Juli 2023. (Xinhua/Wu Gang)
Para atlet muda mancanegara menunjukkan antusiasme dan semangat untuk seni bela diri di ajang Universiade Chengdu.
CHENGDU, 31 Juli (Xinhua) — Usai berhasil mengantongi medali perunggu dari cabang olahraga (cabor) Wushu nomor Nanquan putra, senyum bahagia menghiasi wajah atlet Iran Shahin Banitalebi.
“Saya mencintai seni bela diri, dan saya sangat senang bisa berpartisipasi dalam Universiade Chengdu,” kata atlet berusia 19 tahun itu, seraya menambahkan bahwa dia akan belajar dari pesaing lainnya.
“Semakin banyak pemuda Jepang yang tertarik pada seni bela diri,” kata Kong Xiangdong, pelatih seni bela diri nasional Jepang sekaligus direktur Aliansi Seni Bela Diri dan Tai Chi Jepang. Kong menuturkan bahwa para pemuda tersebut juga bisa mempelajari budaya China melalui latihan seni bela diri.
Kong menambahkan bahwa dirinya membawa atlet-atlet muda Jepang ke ajang Universiade Chengdu guna lebih memahami budaya dan seni bela diri China.
“Sebuah gerakan, dan bahkan sebuah pukulan, dapat memiliki konotasi budaya,” ujar Kong.
Orang-orang dari berbagai negara, etnis, dan warna kulit ‘berbicara’ dalam bahasa seni bela diri yang sama di gimnasium.
Seyedmohammad Hosseini (tengah) dari Iran, Alex Ni (kiri) dari Amerika Serikat, dan Lei Cheok Ieong dari Makau berpose sambil memegang medali mereka setelah pertandingan Wushu nomor Gunshu putra. (Xinhua/Wang Xi)
Alex Ni (21) dari Amerika Serikat meraih medali perak dalam pertandingan Wushu nomor Gunshu putra di Universiade Chengdu, dan mengaku menjadi pencinta seni bela diri sejak masih kecil setelah menonton film-film Jackie Chan dan Jet Li.
“Saya berlatih seni bela diri setiap hari dan saya menyukai budaya China,” kata Evan Deouard (21) dari Prancis, yang berlaga dalam pertandingan Wushu nomor Changquan dan Gunshu di Universiade Chengdu.
“Universiade Chengdu menjadi platform yang bagus untuk menyebarkan seni bela diri,” kata atlet China Cao Maoyuan, yang memenangkan dua medali emas di turnamen Wushu. Dia menambahkan bahwa dirinya akan membantu lebih banyak teman-teman dari luar negeri untuk mempelajari seni bela diri.
Kong menyebutkan bahwa seni bela diri, seperti Taijiquan dan Changquan, sedang digemari oleh semakin banyak pelajar di Jepang.
“Seni bela diri berasal dari budaya tradisional China,” kata Li Shaocheng, direktur kompetisi turnamen Wushu di Universiade Chengdu. Menurutnya, seni bela diri tidak hanya dapat memperkuat tubuh, tetapi juga membantu orang memahami perubahan dan probabilitas dalam segala sesuatu di dunia. [Xinhua]