Patung-patung Buddha di Menara Bakan rusak akibat faktor alam dan urin kelelawar, sumber penyebab terjadinya kelembapan dan salinitas.
PHNOM PENH, Otoritas Nasional APSARA (APSARA National Authority/ANA) Kamboja sedang melakukan upaya pemugaran tiga patung Buddha lainnya di Menara Bakan di Angkor Wat yang terkenal di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, setelah sebuah patung Buddha selesai dipugar, kata otoritas tersebut.
Soy Sophearin, petugas teknis di Departemen Konservasi Monumen dan Arkeologi Pencegahan ANA, mengatakan bahwa proyek pemugaran patung Buddha tersebut dimulai pada awal Februari dan dijadwalkan akan rampung dalam waktu lima bulan.
“Patung-patung Buddha di Menara Bakan rusak akibat faktor alam dan urin kelelawar, sumber penyebab terjadinya kelembapan dan salinitas,” ujarnya.
Para pakar Kamboja akan melepas jaring lama dan menggantinya dengan yang baru guna mencegah kelelawar masuk ke dalam bangunan itu, kata Sophearin, sembari berharap kelelawar tidak lagi dapat tinggal di lokasi tersebut saat pemugaran selesai.
Pada November tahun lalu, para ahli juga telah merampungkan upaya pemugaran sebuah patung Buddha yang hancur di sebelah selatan Menara Bakan, tambah Sophearin.
Taman Arkeologi Angkor seluas 401 km persegi, yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 1992 silam, merupakan tujuan wisata paling populer di negara kerajaan itu.
Selama era pra-COVID-19, lokasi tersebut menerima kunjungan hingga 2,2 juta turis internasional pada 2019, menghasilkan pendapatan kotor senilai 99 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.385) dari penjualan tiket.
Sementara itu selama pandemi, objek wisata tersebut menerima 12.873 pengunjung asing pada 2021, turun 96,8 persen secara tahunan (year on year), menurut Angkor Enterprise, sembari menambahkan bahwa mereka menghasilkan 528.121 dolar AS dalam penjualan tiket pada tahun lalu, atau anjlok 97 persen. [Xinhua]