JAKARTA, WB – Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful M. Tumanurung, menilai bahwa bangsa Indonesia saat ini belum juga bisa merdeka seutuhnya. Hal itu dilihat dari sistem penjajahan neokolonialis dan neoimperialis yang masih mengerogoti Indonesia.
Itu artinya kekayaan bangsa akan terus diperas oleh negara-negara penjajah dan secara tidak sadar telah menjadikan bangsa asing sebagai tuan di negeri sendiri. Atas dasar itulah Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang ke -III.
“Rakernas ini sebagai ajang evaluasi serta konsolidasi pelaksanaan program tahunan yang telah ditetapkan secara rutin. Acara ini sekaligus musyawarah tahunan Gafatar untuk menetapkan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengurus nasional, menyusun Garis Besar Kebijakan serta Program Kerja,” kata Ketua Umum Gafatar, Mahful M Tumanurung, di Balai Sudirman, Kamis (26/2/2015).
Dengan mengusung tema Mewujudkan Nusantara Yang Damai Sejahtera Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa Melalui Peningkatan Program Kedaulatan Pangan Tahun 2015, acara dihadiri oleh para pengurus Gafatar yang berasal dari perwakilan 34 propinsi seluruh Indonesia.
Mahful menjelaskan Rakernas III ini dapat berlangsung tidak hanya sebagai Rapat Kerja, tetapi juga pemersatu, menjadi jembatan emas dari kesamaan pikir, kata dan perbuatan sehingga Gafatar dapat semakin kokoh dan sarat manfaat.
“Rakernas III Gafatar 2015 ditujukan sebagai forum konsolidasi nasional yang berbasis pada komunikasi dan koordinasi yang efektif,” ujarnya.
Terkait dengan tema Pangan yang diusung, Mahful menilai bahwa swasembada pangan yang kuat merupakan program pemerintah saat ini. Namun sayangnya Mahful melihat kalau program pangan yanh sudah dicanangkan oleh pemerintah saat ini belumlah berjalan efektif. Bahkan Mahful menghawatirkan kalau kedepan Indonesia akan mengalami krisis pangan bahkan petani.
” Bangsa ini jika tidak hati-hati pada tahun 2020 kita akan mengalami krisis pangan yang luar biasa dan juga akan mengalami krisis petani. Kita berharap ada sumbangsih pemerintah saat ini untuk dapat melirik petani sebagai profesi yang sejahtera dan damai,” pungkas Mahful.[]