JAKARTA, WB – Akses jalan Jalan Ampera Raya ditutup petugas kepolisian beberapa saat sebelum sidang praperadilan Komjen Budi Gunawan melawan KPK. Banyak massa pro dan kontra terhadap sidang tersebut berorasi di depan Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Penutupan jalan tersebut karena ada sejumlah pihak yang melakukan orasi di depan PN Jaksel. Akibat pengalihan arus ini, lalu lintas menuju Jalan Ampera pun macet. Sedangkan untuk arus sebaliknya, yakni Simatupang ke Ampera, tidak ada penutupan arus. Lalu lintas tetap normal.
Lalu lintas dari di traffic light Sajam lantas dialihkan menuju Cipete. Sementara itu menurut Kapolres Jaksel Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, sistem buka tutup akan dilakukan.
“Kita pakai sistem buka tutup itu di Trakindo dan pertigaan Sajam,” kata Wahyu di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Senin (2/2/2015).
Mencegah timbulnya bentrok antar massa pendukung, ratusan polisi telah berjaga-jaga di sekitar lokasi. Tak hanya itu, Baracuda dan water cannon juga disiagakan pihak kepolisian di halaman PN Jaksel, lengkap dengan pasukan K9.
Tampak ratusan massa GMBI, mengenakan pakaian loreng hitam-kuning mengenakan penutup kepala dengan tulisan “Save Polri” bergerombol di depan kantor Pengadilan Jakarta Selatan. Kemudian mereka diizinkan masuk ke dalam halaman depan kantor pengadilan.
“Apa yang dilakukan KPK sudah melanggar kode etik. Karena dalam kasus ini, belum ada pemanggilan Komjen Budi Gunawan. Tapi tiba-tiba menjadi tersangka. Jangan digunakan untuk kepentingan pribadi untuk menjadi calon wakil presiden,” demikian orasi seorang orator GMBI.
Aksi lainnya, dari Aliansi Mahasiswa Pendukung Pra Peradilan (Ampera). Mereka membentangkan beberapa spanduk bertulisan “KPK Pelaku Kriminalisasi”, “KPK Jangan Intervensi Hakim” dan “Hakim Harus Kabulkan Pra Peradilan”. []