JAKARTA, WB – Direktur Eksekutif Puspol, Ubedilah Badrun, dari hasil penelitian institusinya menyimpulkan bahwa, turunnya nilai rupiah terhadap dollar, telah membuat skeptis publik terhadap pemerintahan presiden Joko Widodo (Jokowi). Nahkan Ubeidilah meilai kalau terjadinya penurunan nilai tukar rupiah itu telah membuat presiden saat ini galau.
“Kepercayaan publik kepada Presiden Jokowi menurun. Jokowi sebenarnya galau, Kedepan sebagai bangsa yang labih baik,” ujar Badrun, Kamis (22/1/2015)
Dari analisisnya didapat, dengan lemahnya rupiah tersebut, sebanyak 56% masyarakat sudah tidak percaya pada pemerintahan Jokowi-JK. sedangkan publik yang masih percaya pemerintahan Jokowi-Jk dapat ,menstabilkan nilai rupiah hanya 44 persen saja.
Selain nilai tukar rupiah, kepercayaan publik juga turun terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Pasalnya berbagai kebijakan yang diambil oleh presiden Jokowi, dinilai kerap membingungkan.
“Diantaranya kebijakan soal pergantian kurikulum 2013 telah membuat publik bingung, pembagian kartu sakti yang belum merata. Tiga bulan ini, masyarakat kita ini lagi galau, Gaya komunikasi Jokowi tidak baik,” ujarnya.
Hal lainnya yang juga tidak dalam nilai positif sang presiden adalah soal gaya berpakaian. Kata Ubedilah, untuk skala responden 1-10 memberikan nilai 5,7. Sedangkan gaya berpakaian, Jokowi diberi angka 5,8. Hal itu menunjukan jika komunikasi dan gaya pakaian Jokowi tak baik.
“Kalau pakai angka kategori mahasiswa maka nilainya C hampir tidak lulus. Karena memang gaya komunikasi dia begitu,”tandas Ubedila.[]